Eksposisi Pentateukh secara rinci
KITAB KEJADIAN
PASAL 1
Ayat 1
(haššämaºyim) ~yIm:ßV'h; (´ët) taeî (´élöhîm) ~yhi_l{a/
(Bärä´) ar"äB' (Bürë´šît) tyviÞarEB.
`( hä´äºrec) #r
(Secara keseluruhan
ayat 1 dapat dibaca Bürë´šît Bärä´ ´élöhîm ´ët haššämaºyim wü´ët hä´äºrec)
Pada mulanya Allah menciptakan langit dan bumi.
“tyviÞarEB. Bürë´šît à Pada mulanya,” apakah ada sesuatu
sebelum ayat 1?
Istilah tyviÞarEB.
Bürë´šît menunjuk kepada satu saat, permulaan dari sesuatu. Permulaan di sini
adalah saat Allah menciptakan langit dan bumi. Sebelum ayat 1 sudah ada sesuatu
yakni:
1). Yesus dalam kemuliaan bersama Allah Bapa (Yohanes 17:5).
2). Hubungan dalam Allah Tritunggal: Allah Bapa, Allah Anak,
Allah Roh Kudus (Yohanes 17:24).
3). Rencana Allah menyelamatkan orang-orang pilihan (Efesus
1:4; 1 Petrus 1:20).
4). Malaikat (Ayub 38:6-7)
Apa arti “ar"äB' Bärä´ Menciptakan”
Kata Bärä´ menunjuk
pada permulaan penciptaan dunia. Ayat 1 tersebut merupakan suatu pernyataan
yang mutlak, dan bukannya anak kalimat yang dikaitkan dengan ayat 2. Walaupun
demikian hal tersebut tidak menetapkan saat atau waktu penciptaan Allah yang
kreatif (hal tersebut dibuktikan dengan kata Bärä´ yang sebelumnya didahului
particle preposition B. Bü yang digabungkan dengan kata tyviÞar rë´šît. Istilah
Bärä´ menjelaskan adanya usaha untuk menjadikan sesuatu yang baru dari yang
belum ada menjadi ada atau tidak memakai bahan yang telah ada. Ibrani 11:3 menyatakan
hal ini, demikian juga tekanan utama pada penulisan di Kejadian 1:1. Sebelum
penciptaan tak ada fenomena keberadaan apapun. Pandangan ini menyingkirkan
anggapan yang menyatakan bahwa materi bersifat kekal. Kata kerja Bärä´ yang
dipakai dalam Kejadian 1:1, 21, 27 tidak memakai materi yang telah ada. Dipakai
dalam PL hanya untuk kegiatan Allah (Allah Bapa à 1 Korintus 8:5-6; Allah
Anak/Yesus à Yohanes 1:1-3, 14-15; Allah Roh Kudus à Kejadian 1:1, 21, 27;
2:3). Kata Bärä´ pada hakekatnya sama dengan asa yang artinya “melakukan,
membuat (Kejadian 1:25; Keluaran 20:11; Nehemia 9:6).” Kata ketiga yang dipakai
untuk aktivitas Allah yang kreatif adalah Yatsar, artinya “membentuk,” kata ini
muncul di Kejadian 2:7.
Creatio ex nihilio
adalah sebuah konsep yang berguna “bila dipahami untuk mengartikan bahwa
benda-benda fisik diciptakan dari sumber kemahakuasaan Allah yang tidak
bersifat material.”
Apa arti “~yhi_l{a/ ´élöhîm à Allah”
Di dalam Kitab
Pentateuk (lima kitab Musa) ada beberapa nama Allah. Setiap nama Allah
mengandung arti khusus. Dengan mempelajari nama-nama Allah, maka diperoleh
pengertian/kebenaran tentang Allah. Istilah Elohim/Allah adalah nama/sebutan
yang pertama untuk Allah.
´élöhîm adalah nama
yang dipakai bagi Allah, dipakai + 2.570 kali dalam Alkitab. ´élöhîm berarti
“Dia adalah Allah yang kuat, Pemimpin yang perkasa, Keallahan yang tertinggi.”
Bentuk jamaknya bermakna kuasa dan keagungan-Nya luar biasa. Identitas ´élöhîm
sebagai Pencipta menangkis beberapa ajaran bidat, antara lain: a). Ateisme ,
b). Politeisme, c). Panteisme (menyerap/menembus).
Apa arti “#r ~yIm:ßV'h; taeî ´ët haššämaºyim wü´ët
hä´äºrec à Langit dan Bumi”
Langit dan Bumi
adalah semua alam semesta, termasuk luar angkasa dan bumi, kecuali
malaikat-malaikat dan surga (Nehemia 9:6). Bumi disediakan untuk keperluan
manusia. Dari keadaan yang tidak teratur sampai ke keadaan yang teratur. Oleh
firman Allah keadaan bumi makin baik. “Baik” dinilai dari keperluan manusia
(menurut manusia).”
Ayat 2
x:Wråw> ~Ah+t. ynEåP.-l[;
%v,xoßw> Whboêw" ‘Whto’ ht'îy>h' #r 2
`~yIM")h; ynEïP.-l[; tp,x,Þr:m. ~yhiêl{a/
2 (wühä´äºrec häytâ töºhû wäböºhû wüHöºšek `al-Pünê tühôm
würûªH ´élöhîm müraHeºpet `al-Pünê hammäºyim)
(TB) Bumi belum berbentuk dan kosong; gelap gulita menutupi
samudera raya, dan Roh Allah melayang-layang di atas permukaan air.
Apa arti ht'îy>h' #r (wühä´äºrec häytâ) Bumi itu
telah menjadi (the earth be come) karena häytâ merupakan bentuk verb qal
perfect 3rd person feminine singular.
Apa arti “Whboêw" ‘Whto’ töºhû wäböºhû ” Bumi belum
berbentuk dan kosong” apakah ini menjelaskan suatu keadaan yang dihukum Allah?
Whboêw" ‘Whto’ töºhû wäböºhû menjelaskan bahwa Bumi
belum siap untuk ditempati manusia (kekosongan tanpa bentuk). Air dan Darat
belum dipisahkan, belum ada tanaman atau binatang. Tafsiran yang menyatakan
“Bumi belum berbentuk dan kosong” didasarkan pada Yeremia 4:23-26 dan Yesaya
34:11 (menunjuk pada keadaan, sesudah hukuman Allah dijatuh atas dunia). Dari
dasar ini terbentuk teori celah (gap theory) bahwa di ayat 1 dan ayat 2 ada
celah. Susunan peristiwa:
1). Bumi diciptakan
bersama binatang-binatang (termasuk Dinosaurus) dalam keadaan baik dan lengkap.
2). Iblis jatuh
3). Bumi dihancurkan
dan semua makhluk dimusnahkan (ayat 2)
4). Penciptaan
kembali; dijelaskan dalam ayat-ayat berikut
Jelaskan dua teori celah (gap theory), apakah teori celah
tersebut mendukung teori Evolusi
Dua teori Celah
a). Diantara Kejadian 1:1; 1:2 ada selang waktu. Kejadian
1:1 menjelaskan penciptaan pertama, termasuk manusia manusia (manusia purba)
berjalan cukup lama untuk meliputi semua periode ilmiah dan yang sekarang
dikemukakan oleh para ahli geolog. Pada fosil-fosil (tulang-tulang bekas) baik
dari binatang maupun manusia yang ditemukan sekarang berasal dari penciptaan
pertama, bukan dari penciptaan kedua. Penciptaan pertama dimusnahkan oleh Allah
karena adanya pemberontakan terhadap Iblis (Yesaya 14:12-15; Yehezkiel
28:11-19) kemudian bumi dikembalikan pada keadaan tanpa bentuk dan kosong.
b). Kejadian 1 menceritakan penciptaan umum termasuk manusia
sudah ada selama ratusan tahun tetapi manusia yang menurut gambar dan rupa
Allah belum ada, kemudian diciptakan Adam yang segambar dan serupa dengan Allah
dan fosil-fosil, yang ditemukan dari orang-orang primitif, bukan fosil-fosil
dari keturunan Adam tetapi sebelumnya, kemudian Tuhan menciptakan Adam secara
khusus.
Jadi jelaslah bahwa dengan memperhatikan susunan peristiwa
teori celah atau dua teori celah, maka jelaslah bahwa teori celah mendukung
teori evolusi
Apa tanggapan Anda terhadap teori celah dan bagaimana
pengertian yang lebih tepat sehubungan dengan “Bumi belum berbentuk dan
kosong”?
Dasar teori celah
sangat lemah. Umumnya teori celah dipakai untuk mencocokkan waktu dalam “Kitab
Kejadian” supaya ada zaman-zaman dimana terjadi semua hal yang terdapat dari
teori-teori ilmu pengetahuan.
Pengertian yang lebih tepat töºhû wäböºhû adalah bumi
disiapkan untuk manusia. Pengertian tersebut didukung oleh:
a). Bentuk kalimat bahasa Ibrani töºhû wäböºhû (Istilah w
waw disjuctive) tidak mendukung ada celah diantara ayat 1 dan 2. Istilah waw
yang terdapat di awal ayat 2 secara gramatikal merupakan kata sambung pemisah
yang artinya “adapun” bukan “dan.” Kata sambung tersebut menandakan bahwa
kalimat berikutnya adalah anak kalimat keterangan keadaan, dipakai dalam waktu
yang lampau yang sudah selesai. Dengan demikian terjemahnya “Whboêw"
‘Whto’ ht'îy>h' #r wühä´äºrec häytâ töºhû wäböºhû adapun bumi itu become
formlessness/confusion/unreality emptiness, namun terjemahan yang kurang tepat
berbunyi “bumi menjadi tak berbentuk.” Dalam terjemahan ini waw diperlakukan
semata-mata sebagai kata sambung. Kalau ini yang dimaksud, maka tentunya waw
akan diikuti oleh kata kerja dalam waktu yang lampau yang sedang berlangsung. Contoh
seperti ini terdapat di Kejadian 19:26; Hakim-hakim 11:39; II Raja-raja 17:3.
Sebaliknya Kejadian 1:2, kata sambung waw adalah sebagai kata sambung pemisah,
sehingga tidak dapat diartikan “menjadi.” Dengan demikian maka penulis kitab
Kejadian mengharapkan perhatian diarahkan pada keadaan bumi, “ . . .” dan
Zakharia 3:1-3 yang mana waw adalah bersifat memisahkan (diterjemahkan
“adapun”) dan tidak diterjemahkan “menjadi.”
b). Menurut Yesaya 45:18 “Allah tidak menciptakan bumi
supaya kosong”
Jelaskan perbedaan teori Evolusi dan Penciptaan serta apa
dampaknya bila teori evolusi benar?
Evolusi Penciptaan
1. Planet-planet terjadi karena terkompresnya proton dan
neutron
2. Hidup dimulai secara kebetulan pada suatu sel tunggal
yang tidak bernyawa
3. Semua zat hidup berasal dari bentuk yang sederhana
4. Manusia adalah puncak proses evolusi
1. Dunia diciptakan
oleh Allah
2. Semua zat yang bernyawa maupun tidak bernyawa diciptakan
oleh Allah secara sendiri-sendiri
3. Allah menciptakan makhluk hidup menurut kelompok dan
jenisnya
4. Manusia adalah produk langsung dari Allah
BILA TEORI EVOLUSI DIANGGAP BENAR MAKA:
1. Kita tidak perlu Allah karena tidak ada hal-hal yang
supranatural (semua terjadi dengan sendirinya)
2. Tanggung-jawab moral manusia tidak ada
3. Nilai-nilai moral tidak ada dasarnya dan hidup tidak ada
tujuan. Perhatikan penyataan Nicci sehubungan dengan God is Dead (manusia dari
kekosongan menuju kekosongan)
4. Manusia tidak perlu memberi diri/mengabdi kepada Allah
5. Alkitab tidak bisa dipercayai dan kekristenan adalah
palsu
Teori evolusi
menyatakan bahwa “berjuta-juta tahun yang lalu zat kimiawi yang terdapat dalam
laut digerakkan oleh sinar surya dan tenaga kosmik, kemudian zat-zat tersebut
membentuk diri melalui perubahan menjadi organisme bersel tunggal atau lebih,
kemudian berkembang melalui suatu perubahan penting dan seleksi alamiah
sehingga menjadi tumbuh-tumbuhan, hewan dan manusia. Charles Darwin sebagai
tokoh teori tersebut selanjutnya memberi pernyataan “Saya tak akan memberi
teori seleksi alamiah bila memerlukan tambahan mujizat dalam setiap
tahapannya.” Darwin menambahkan bahwa supranatural tidak diperlukan dalam
teorinya. Hal yang sama juga dinyatakan oleh Julian Huxley “tak perlu dan tak
masuk akal bila kita meminta campur tangan Ilahi dalam perubahan zat dan energi
pada saat tertentu dalam sejarah bumi.”
Rumus dari proses
evolusi: P (perubahan) + S (seleksi) A (alamiah) + W (waktu) = EVOLUSI.
Perubahan adalah kunci untuk menjelaskan evolusi. Pentingnya perubahan karena
evolusi itu terjadi tidak dapat ditekankan berlebih-lebihan. Seleksi alamiah
adalah mekanisme yang memelihara bentuk lain yang disebabkan oleh perubahan.
Dengan proses demikian keturunan dari suatu organisme secara bertahap
diperbaiki bila diberi waktu yang cukup. Waktu dan masa yang lama adalah
penting bagi evolusi. Karena perubahan tak sering terjadi, maka dibutuhkan
banyak waktu agar cukup bagi terjadinya perubahan yang berfaedah lalu
dipertahankan oleh seleksi alamiah, dengan demikian organisme diubah secara
efektif menjadi tambah rumit.
Untuk mempercayai
evolusi diperlukan “iman yang luar biasa besarnya.” Percaya yang luar biasa
bahwa evolusi bisa menjadikan semua keberadaan dan kehidupan yang lalu dan
sekarang melalui suatu kesempatan. Apakah kesempatan berubah melalui kesempatan
tertentu? Kemungkinan untuk membentuk sebuah molekul protein sekarang melalui
kesempatan ialah 1 berbanding 10 pangkat 243, yaitu angka 1 diikuti oleh angka
nol sebanyak 243. Pecahan ini begitu kecil sehingga kemungkinan tersebut
disebut nol, 1 kesempatan dari 1, 000, 000, 000, 000, 000, 000, 000, 000, 000,
000, 000, 000, 000, 000, 000, 000, 000, 000, 000, 000, 000, 000, 000, 000, 000,
000, 000, 000, 000, 000, 000, 000, 000, 000, 000, 000, 000, 000, 000, 000, 000,
000, 000, 000, 000, 000, 000, 000, 000, 000, 000, 000, 000, 000, 000, 000, 000,
000, 000, 000, 000, 000, 000, 000, 000, 000, 000, 000, 000, 000, 000, 000, 000,
000, 000, 000, 000, 000, 000, 000, 000,
Harry Rimmer dalam buku The Harmony of Science and Scripture,
Michigan: WM. B. Eerdmans Publishing, 1996, p. 63-74 menyatakan mengusulkan
harmonisasi Alkitab dengan ilmu pengetahuan:
1. Alkitab berisi kebenaran ilmu pengetahuan, sekalipun
fakta-fakta dikemukakan bukan dengan kata-kata ilmiah
2. Alkitab tidak berisi kesalahan dan kekeliruan mengenai
ilmu pengetahuan pada masa penulisannya
3. Alkitab tidak setuju dengan kesalahan modern sebagaimana
juga menentang kekeliruan kuno
4. Alkitab telah mengantifasi beberapa penemuan dalam
beberapa abad ini.
10 bagian tAdôl.At (tôldôt = generations) “inilah
keturunan atau demikian riwayat” dalam kitab Kejadian
1. Keturunan Langit, Bumi dan isinya (1:1-4:26)
- Langit dan bumi
(1:1-2:3)
- Kebahagiaan manusia
(2:4-25)
- Masuknya dosa
(3:1-24)
- Manusia dalam
pembuangan (4:1-26)
2. Keturunan Adam (5:1-6:8)
3. Keturunan Nuh (6:9-9:29)
4. Keturunan anak-anak Nuh (10:1-11:9)
5. Keturunan Sem (11:10-26)
6. Keturunan Terah (11:27-25:11)
7. Keturunan Ismael (25:12-18)
8. Keturunan Ishak (25:19-35:29)
9. Keturunan Esau (36:1-37:1)
10. Keturunan Yakub (37:2-50:26)
Ada empat cara asal mula manusia di bumi ini:
- Dari hubungan suami istri saja
- Dari wanita saja (Tuhan Yesus Kristus)
- Dari laki-laki saja (Hawa)
- Dari Allah saja (Adam)
Pasal 2:5-6
Belum ada semak atau belum ada tumbuh-tumbuhan apapun di
padang (bnd. 3:18) karena hujan belum ada, sehingga semak atau tumbuh-tumbuhan
apapun di padang belum ada. Setelah kejatuhan, manusia kemudian mendapatkan
semak-semak (akibat dosa).
Belum ada hujan. Mungkin ada hubungan dengan air bah. Karena
tumbuh-tumbuhan tidak ada sebelum air bah terjadi. Setelah hujan atau air bah
manusia menciptakan irigasi.
Ada kabut. Lebih tepat kalau diterjemahkan “aliran” (2:10).
Bahasa ibrani menggunakan istilah wünähär yöcë´ aceäyO ‘(Ibr: yöcë´ artinya
go to out) rh'n"w> (Ibr: wünähär artinya river). Istilah “sungai
mengalir” oleh LAI dapat dipahami sebagai “air yang menyembur ke luar dari
dalam tanah.”
Pasal 2:7
Manusia diciptakan oleh Allah dari debu tanah (hm'êd"a]h'ä-!mi
‘rp'[' ~d"ªa'h'( hä|´ädäm `äpär min-h亴ádämâ) memberikan penekanan bahwa
sekalipun manusia mulia (Bnd. Kejadian 1:26-27), namun juga adalah ciptaan,
artinya walaupun manusia ditinggikan oleh Allah, namun tetap makhluk ciptaan
seperti ciptaan lainnya, sehingga tidak boleh sombong. Penciptaan dari debu
tanah juga menjelaskan pada nats berikutnya (Kej. 3:19) merupakan makhluk
yang berbuat dosa.
Pasal 2:21
Lalu TUHAN Allah membuat manusia itu tidur nyenyak; ketika
ia tidur, TUHAN Allah mengambil salah satu rusuk dari padanya, lalu menutup
tempat itu dengan daging. Istilah TIDUR NYENYAK dalam naskah Ibrani menggunakan
kata TarDëmâ (hm'²DEr>T;) yang artinya “tidur yang berasal dari Tuhan Allah.
Orang yang terkena TarDëmâ tidak dapat bangun (bnd. Kej. 15:12; 1Sam. 26:12).”
Tujuan dari TarDëmâ adalah untuk menginsafkan Adam bahwa ia sendirian di bumi,
ia sepi! Adam dipersiapkan secara mental untuk kedatangan Hawa. Ia sendirian di
antara semua makhluk tidak ada jodohnya yang sepadan dengannya.
Pasal 2:24-25 relevan dengan Matius 19:5; Markus 10:7-8; 1
Korintus 6:16; Efesus 5:31. 1 Korintus 7:4-5 menjelaskan bahwa seks DIHARUSKAN,
dengan alasan:
1. Untuk memuaskan kebutuhan jasmani (1Kor. 7:2)
2. Untuk menyatakan atau sebagai penyataan kasih (1Kor. 7:6-8)
3. Untuk memperoleh keturunan/anak (Kej. 1:18)
Pasal 2-3
Akibat dosa adalah kematian (Kej. 2:17). Kematian yang
dimaksudkan dibuktikan pada Kejadian 3:7-9 yaitu kematian rohani yang berakibat
pada: kematian jasmani (1Kor. 15:20-24), kematian kedua (Why. 20:12-15).
Pasal 3:15 Aku akan mengadakan permusuhan antara engkau dan
perempuan ini, antara keturunanmu dan keturunannya; keturunannya akan
meremukkan kepalamu, dan engkau akan meremukkan tumitnya." H['_r>z:
(zar`äh) artinya Seed, istilah zar`äh digunakan 224 kali dalam PL. Istilah
zar`äh berasal dari istilah [r;z< yang merupakan bentuk noun common
masculine singular construct suffix 3rd person feminine singular , yang
digenapi dalam Matius 1:16; Roma 16:20; Ibrani 12:14. Matius 1:16 menyatakan
bahwa Yakub memperanakkan Yusuf suami Maria, yang melahirkan Yesus yang disebut
Kristus. Istilah h-j merupakan bentuk pronoun relative genitive feminine
singular from o[j yang artinya who, which. Feminime berarti tidak ada unsur
laki-laki atau menunjuk pada “benih perempuan.” Adapun nubuat tentang Mesias
mengandung tiga hal: (1) Allah akan menunjukkan kepada Hawa bahwa Iblis bukan
temannya tetapi musuh yang dasyat sekali. (2) Allah akan menimbulkan permusuhan
antara pengikut Iblis dan umat Allah, (3) Wakil keturunan perempuan (umat Allah
Mesias) akan menghancurkan Iblis di salib, namun Ia mengalami kematian.
Pasal 3:16
Hawa akan “birahi” kepada Adam dan Adam akan berkuasa atas
Hawa. Istilah “berahi” %teêq'WvåT.( (Tüšûºqätëºk) berarti dorongan, keinginan,
yang dapat diartikan lebih lanjut bahwa Hawa ada keinginan untuk berkuasa di
atas suami.
Adam memberikan dua nama kepada “tulang dari tulangku dan
daging dari dagingku” (Kej. 2:21).
Perempuan hV'êai (´iššâ, Kej. 2:23), karena berhubungan
dengan asalnya.
Hawa hW"+x; (Hawwâ, Kej 3:20), karena merupakan Ibu
dari semua yang hidup. Ada harapan Adam bahwa ada kehidupan walaupun ada
kematian. Hawa artinya hidup, yang juga berarti ada kehidupan yang berlangsung
terus-menerus.
Penerapan Pasal 3-4
1. Tidak ada yang baik di luar Tuhan, usaha manusia untuk
memperbaiki diri dan menyelamatkan sia-sia
2. Allah terkadang memberikan kesempatan kedua bagi manusia
untuk bertobat
3. Pengakuan akan dosa oleh manusia melepaskan dari rasa
bersalah/malu
4. Selalu ada konsekuensi terhadap dosa sebab Allah mahatahu
5. Terkadang untuk hal-hal tertentu lebih penting sikap hati
dari perbuatan
Pasal 5
Pasal 5 yang berprikop “Keturunan Adam” tidak menjelaskan
kronolgi keturunan Adam melainkan mengungkapkan bahwa dosa mengakibatkan
kematian.
Pasal 5:1 Adam dibuat Allah menurut rupa Allah, beberapa
pandangan tentang rupa Alllah:
1. MARTHEN LUTHER
Semua manusia
memiliki pengetahuan tentang Allah sebagai pencipta. Pengetahuan tersebut
adalah pikiran manusia yang sudah terbentuk di dalam konsep sehingga manusia
dapat “melihat” Allah, dengan cara bagaimanapun sulit untuk menghilangkan
pikiran itu. Karena manusia memiliki sisa gambar Allah walaupun manusia telah
jatuh dalam dosa.
2. JHON CALVIN
Dalam diri manusia
masih terdapat gambar Allah, karena itu secara universal manusia akan
mengetahui tentang adanya Allah, berusaha menyembah Dia dan mencari hidup yang
kekal. Ini yang disebut Calvin “Divinitas Sensum” yaitu adanya suatu kesadaran
berdasarkan intuisi natural yang ada di dalam pikiran manusia bahwa Allah itu
ada.
3. CARL BARH
Gambar Allah telah
hilang karena jatuh ke dalam dosa, dengan cara apapun tidak akan ditemukan cara
untuk berhubungan dengan Allah.
Pasal 5:24
Henokh (Ing: Enoch) hidup bergaul dengan Allah. Dalam naskah
Ibrani bertuliskan ~yhi_l{a/h'¥-ta, %Anàx] %LEïh;t.YIw: (wayyithallëk Hánôk
´et-hä|´élöhîm). Istilah “hidup bergaul (LAI)” digunakan kata %LEïh;t.YIw:
(wayyithallëk) dimana w> merupakan bentuk particle conjunction, dan
%Le’h;t.YI merupakan bentuk verb hithpael waw consec imperfect 3rd person
masculine singular yang berasal dari akar kata %l;h', yang dapat diterjemahkan
to walk to and fro (berjalan ke sana kemari). Hithpael imperfect menjelaskan
bahwa Henokh BERBUAT UNTUK DIRI SENDIRI guna bersama, berjalan dengan Allah,
ini merupakan inisiatif Henokh bergaul dengan Allah karena ia melihat
orang-orang sebelum dia mengalami kematian. Yudas 14-15 menjelaskan bahwa
Henokh percaya pada Tuhan yang akan menghakimi orang-orang fasik.
Pasal 6:3
Berfirmanlah TUHAN: "Roh-Ku tidak akan selama-lamanya
tinggal di dalam manusia, karena manusia itu adalah daging, tetapi umurnya akan
seratus dua puluh tahun saja." Naskah Ibrani bertuliskan:
aWhå ~G:ßv;B.
~l'ê[ol. ‘~d"a'b'( yxiÛWr !Ad’y"-al{) hw"©hy> rm,aYOæw: 3
`hn")v' ~yrIßf.[,w> ha'îme wym'êy" Wyæh'w>
rf"+b'
(wayyöº´mer yhwh(´ädönäy) lö|´-yädôn rûHî bä|´ädäm lü`öläm
BüšaGGam hû´ bäSär wühäyû yämäyw më´â wü`eSrîm šänâ). IIIstilah “Roh-Ku tidak
akan selama-lamanya tinggal di dalam manusia” menggunakan kalimat ~l'ê[ol. ‘~d"a'b'(
yxiÛWr !Ad’y"-al{) (lö|´- yädôn rûHî bä|´ädäm lü`öläm). Istilah “tidak
akan tinggal” dari kata !Ad’y"-al{) (lö|´- yädôn) merupakan gabungan dari
kata al{ particle negative dan !wD verb qal imperfect 3rd person masculine
singular yang artinya not to contend (bukan untuk bersaing/berbantah).
Sedangkan “selama-lamanya” dari kata ~l'ê[ol> (lü`öläm) merupakan gabungan
dari kata ol> particle preposition dan ~l'A[ noun common masculine singular
absolute yang artinya long duration (durasi panjang, selama-lamanya). Jadi, Roh
TUHAN tidak akan berbantahan dengan manusia” artinya Tuhan tidak akan menahan
kejahatan ataupun menginsafkan manusia akan dosa-dosanya selama-lamanya melalui
Roh-Nya. Dia mengambil keputusan untuk menghukum manusia yang berontak dan melawan-Nya.
Pasal 6:6 “maka menyesallah TUHAN, bahwa Ia telah menjadikan
manusia di bumi, dan hal itu memilukan hati-Nya `AB*li-la, bCeÞ[;t.YIw: #r
~x,N"åYIw: (wayyinnäºHem yhwh(´ädönäy) Kî|-`äSâ ´et-hä|´ädäm Bä´äºrec
wayyit`accëb ´el-liBBô). Istilah yang digunakan LAI “menyesallah TUHAN” dari
istilah Ibrani hw"ëhy> ~x,N"åYIw: (wayyinnäºHem yhwh(´ädönäy)).
Secara khusus istilah “menyesal (~x,N"åYIw wayyinnäºHem) dapat dijelaskan
bahwa bentuk w> merupakan particle conjunction dan ~x;n merupakan verb
niphal waw consec imperfect 3rd person masculine, singular yang artinya to be
sorry (menjadi menyesal). Hal ini sama sekali tidak menunjukkan bahwa pribadi
Allah berubah, namun dalam hubungan-Nya dengan manusia bisa berubah. Penekanan
Kejadian 6:6 bukan pada Allah yang berubah melainkan pada Allah yang tidak
berubah, khususnya dikaitkan dengan Kejadian 3:15 bahwa sekalipun “benih
perempuan” tidak lama lagi akan musnah karena dosa, dan mengancam maksud Allah,
namun Allah tetap (tidak berubah) untuk merencanakan penebusan (keselamatan).
Kejadian 7:22 Matilah segala yang ada nafas hidup dalam
hidungnya, segala yang ada di darat. 23 Demikianlah dihapuskan Allah segala
yang ada, segala yang di muka bumi, baik manusia maupun hewan dan binatang
melata dan burung-burung di udara, sehingga semuanya itu dihapuskan dari atas
bumi; hanya Nuh yang tinggal hidup dan semua yang bersama-sama dengan dia dalam
bahtera itu. Bagaiman cara Nuh memelihara binatang-binatang yang bersama-sama
dengannya? Nuh dan keluarganya pasti memberi makan binatang-binatang itu, namun
yang terlebih penting adalah Allah sendiri yang memelihara, sebab Allah tidak
lalai/mengingat (8:1) memelihara, melindungi dan menyelamatkan. Selanjutnya
binatang-binatang tersebut tidak berkembang biak di dalam bahtera, karena untuk
sementara waktu dilambatkan fungsi tubuhnya (bnd. 8:17 segala binatang yang
bersama-sama dengan engkau, segala yang hidup: burung-burung, hewan dan segala
binatang melata yang merayap di bumi, suruhlah keluar bersama-sama dengan
engkau, supaya semuanya itu berkeriapan di bumi serta berkembang biak dan
bertambah banyak di bumi."
Penerapan Kejadian 5-9
1. Hiduplah saleh dihadapan-Nya
2. Kejahatan ataupun dosa senantiasa mendukakan hati Allah
3. Selalu ada kesempatan untuk dipulihkan bagi orang yang
sungguh-sungguh kepada-Nya
4. Allah senantiasa menunjukkan kasih-Nya pada manusia
5. Taat pada perintah Allah mendatangkan keberhasilan
6. Jangan menjadi pribadi yang terpengaruh oleh lingkungan,
melainkan harus memberi pengaruh.
Pasal 14
Melkisedek menjadi penting karena, menyatakan:
1. Posisinya lebih tinggi dari Abraham
2. Silsilahnya tidak diketahui
3. Kekal (menjadi imam besar bukan karena keturunan Lewi
tetapi menurut peraturan Melkisedek, Mazmur 110:4; Ibr. 7:1-10)
Kemunduran Lot dalam dosa:
1. Lot berkemah di dekat Sodom (13:12)
2. Diam di Sodom (14:12)
3. Duduk di pintu gerbang Sodom (19:1)
Malak artinya “utusan” mengandung gagasan yang terang,
seseorang diutus untuk melakukan suatu tugas (misi), berbicara seperti Allah
dan selama itu (berbicara seperti Allah) disamakan dengan Allah.
Keturunan Hagar yang tidak terhitung (25:12) akan hidup di
atas dasar jaminan PERJANJIAN SETELAH AIR BAH (bnd. 8:21) tetapi tidak dalam
TERTIB ABADI yang diberikan kepada benih Abram yang dijanjikan.
Kejadian 16:12 Seorang laki-laki yang lakunya seperti
keledai liar, demikianlah nanti anak itu; tangannya akan melawan tiap-tiap
orang dan tangan tiap-tiap orang akan melawan dia, dan di tempat kediamannya ia
akan menentang semua saudaranya." KELEDAI LIAR merupakan gambaran bagi
bangsa yang bebas menembara, namun merupakan sasaran empuk perburuan di padang
pasir.
Kejadian 16:15 Lalu Hagar melahirkan seorang anak laki-laki
bagi Abram dan Abram menamai anak yang dilahirkan Hagar itu Ismael. Keturunan
Ismael menurut Kejadian 25:13 (Inilah nama anak-anak Ismael, disebutkan menurut
urutan lahirnya: Nebayot, anak sulung Ismael, selanjutnya Kedar, Adbeel,
Mibsam) adalah Kedar Nebayot 13 Berdasarkan Yesaya 60:7 (Segala kambing domba
Kedar akan berhimpun kepadamu, domba-domba jantan Nebayot akan tersedia untuk
ibadahmu; semuanya akan dipersembahkan di atas mezbah-Ku sebagai korban yang
berkenan kepada-Ku, dan Aku akan menyemarakkan rumah keagungan-Ku) merupakan
nubuatan di masa mendatang bahwa keturunan Ismael akan dibawa untuk
“persembahan” kepada Tuhan (menerima Yesus).
Nama Abram menjadi Abraham
Genesis 17:5
yKi² ~h'êr"b.a;
‘^m.vi hy"Üh'w> ~r"_b.a; ^ßm.vi-ta, dA[± arEîQ'yI-al{w> 5
`^yTi(t;n> ~yIßAG !Amïh]-ba;
BHT wülö´-yiqqärë´ `ôd ´et-šimkä ´abräm wühäyâ šimkä ´abrähäm
Kî ´ab-hámôn Gôyìm nütaTTîºkä 5 Karena itu namamu bukan lagi Abram, melainkan
Abraham, karena engkau telah Kutetapkan menjadi bapa sejumlah besar bangsa.
Jadi ada penambahan h (h).
Nama Sarai menjadi Sarah
ar"îq.ti-al{
^êT.v.ai yr:äf' ~h'êr"b.a;-la, ‘~yhil{a/ rm,aYOÝw: Genesis 17:15
`Hm'(v. hr"Þf' yKiî yr"_f' Hm'Þv.-ta,
BHT wayyöº´mer ´élöhîm ´el-´abrähäm Säray ´išTükä lö´-tiqrä´
´et-šümäh Säräy Kî Särâ šümäh. Jadi ada penambahan kamets h (h). 15 Selanjutnya
Allah berfirman kepada Abraham: "Tentang isterimu Sarai, janganlah engkau
menyebut dia lagi Sarai, tetapi Sara, itulah namanya. 16 Aku akan
memberkatinya, dan dari padanya juga Aku akan memberikan kepadamu seorang anak
laki-laki, bahkan Aku akan memberkatinya, sehingga ia menjadi ibu bangsa-bangsa;
raja-raja bangsa-bangsa akan lahir dari padanya." Penambahan he (h') pada
nama Abraham dan Sarah bermakna bahwa mereka tidak percaya akan mendapatkan
anak. Juga menyatakan bahwa Allah akan menepati janji-Nya untuk memberikan anak
kepada Abraham dan Sarah.
Makna Sahabat Allah yang menunjuk pada pribadi Abraham (Yak
2:23). Dengan jalan demikian genaplah nas yang mengatakan: "Lalu
percayalah Abraham kepada Allah, maka Allah memperhitungkan hal itu kepadanya
sebagai kebenaran." Karena itu Abraham disebut: "Sahabat Allah."
1. Mengalami proteksi/pemeliharaan Ilahi yang definitif
2Taw 20:7 Bukankah Engkau Allah kami yang menghalau penduduk tanah ini dari
depan umat-Mu Israel, dan memberikannya kepada keturunan Abraham, sahabat-Mu
itu, untuk selama-lamanya?
2. Mengetahui hal-hal yang rahasia (secret) Yohanes 15:15
Aku tidak menyebut kamu lagi hamba, sebab hamba tidak tahu, apa yang diperbuat
oleh tuannya, tetapi Aku menyebut kamu sahabat, karena Aku telah memberitahukan
kepada kamu segala sesuatu yang telah Kudengar dari Bapa-Ku.
3. Menentukan Perkara Amos 3 7 Sungguh, Tuhan ALLAH tidak
berbuat sesuatu tanpa menyatakan keputusan-Nya kepada hamba-hamba-Nya, para
nabi.
3 Alasan Abraham menipu Abimelekh (Kej 20:1-18)
1. Abraham berpikir takut akan Allah tidak ada di Gerar (ay.
11)
2. Abraham benar adalah saudara Sarai [satu bapak lain ibu]
(ay. 12)
3. Abraham yakin Allah menyertainya sekalipun dengan prinsip
yang salah (ay. 13)
Kejadian 20: 1 Lalu Abraham berangkat dari situ ke Tanah
Negeb dan ia menetap antara Kadesh dan Syur. Ia tinggal di Gerar sebagai orang
asing. 2 Oleh karena Abraham telah mengatakan tentang Sara, isterinya:
"Dia saudaraku," maka Abimelekh, raja Gerar, menyuruh mengambil Sara.
3 Tetapi pada waktu malam Allah datang kepada Abimelekh dalam suatu mimpi serta
berfirman kepadanya: "Engkau harus mati oleh karena perempuan yang telah
kauambil itu; sebab ia sudah bersuami." 4 Adapun Abimelekh belum
menghampiri Sara. Berkatalah ia: "Tuhan! Apakah Engkau membunuh bangsa
yang tak bersalah? 5 Bukankah orang itu sendiri mengatakan kepadaku: Dia
saudaraku? Dan perempuan itu sendiri telah mengatakan: Ia saudaraku. Jadi hal
ini kulakukan dengan hati yang tulus dan dengan tangan yang suci." 6 Lalu
berfirmanlah Allah kepadanya dalam mimpi: "Aku tahu juga, bahwa engkau
telah melakukan hal itu dengan hati yang tulus, maka Akupun telah mencegah
engkau untuk berbuat dosa terhadap Aku; sebab itu Aku tidak membiarkan engkau
menjamah dia. 7 Jadi sekarang, kembalikanlah isteri orang itu, sebab dia seorang
nabi; ia akan berdoa untuk engkau, maka engkau tetap hidup; tetapi jika engkau
tidak mengembalikan dia, ketahuilah, engkau pasti mati, engkau dan semua orang
yang bersama-sama dengan engkau." 8 Keesokan harinya pagi-pagi Abimelekh
memanggil semua hambanya dan memberitahukan seluruh peristiwa itu kepada
mereka, lalu sangat takutlah orang-orang itu. 9 Kemudian Abimelekh memanggil
Abraham dan berkata kepadanya: "Perbuatan apakah yang kaulakukan ini
terhadap kami, dan kesalahan apakah yang kulakukan terhadap engkau, sehingga
engkau mendatangkan dosa besar atas diriku dan kerajaanku? Engkau telah berbuat
hal-hal yang tidak patut kepadaku." 10 Lagi kata Abimelekh kepada Abraham:
"Apakah maksudmu, maka engkau melakukan hal ini?" 11 Lalu Abraham berkata:
"Aku berpikir: Takut akan Allah tidak ada di tempat ini; tentulah aku akan
dibunuh karena isteriku. 12 Lagipula ia benar-benar saudaraku, anak ayahku,
hanya bukan anak ibuku, tetapi kemudian ia menjadi isteriku. 13 Ketika Allah
menyuruh aku mengembara keluar dari rumah ayahku, berkatalah aku kepada
isteriku: Tunjukkanlah kasihmu kepadaku, yakni: katakanlah tentang aku di
tiap-tiap tempat di mana kita tiba: Ia saudaraku." 14 Kemudian Abimelekh
mengambil kambing domba dan lembu sapi, hamba laki-laki dan perempuan, lalu
memberikan semuanya itu kepada Abraham; Sara, isteri Abraham, juga
dikembalikannya kepadanya. 15 Dan Abimelekh berkata: "Negeriku ini terbuka
untuk engkau; menetaplah, di mana engkau suka." 16 Lalu katanya kepada
Sara: "Telah kuberikan kepada saudaramu seribu syikal perak, itulah bukti
kesucianmu bagi semua orang yang bersama-sama dengan engkau. Maka dalam segala
hal engkau dibenarkan." 17 Lalu Abraham berdoa kepada Allah, dan Allah
menyembuhkan Abimelekh dan isterinya dan budak-budaknya perempuan, sehingga
mereka melahirkan anak. 18 Sebab tadinya TUHAN telah menutup kandungan setiap
perempuan di istana Abimelekh karena Sara, isteri Abraham itu.
PENGERTIAN MENGUJI/MENCOBAI DALAM ALKITAB
1. Manusia diuji oleh sesamanya (ahli Taurat menguji
murid-murid)
2. Manusia menguji diri sendiri (sebelum Perjamuan Kudus
[Yn.: domimazo]; dan kegiatan-kegiatan lain [Yn.: peirazo]). Tujuannya adalah
agar jangan menjadi angkuh/tertipu mengenai keadaan rohani (sendiri)
3. Manusia mencobai Allah (dengan tindakan/kelakuan sehingga
merisaukan hati Allah)
4. Allah menguji umat-Nya (Tujuannya: Allah membawa umat-Nya
kedalam keadaan-keadaan tertentu sehingga umat-Nya menjadi berkualitas dari
segi iman atau penyerahan diri. Akibatnya: setiap orang percaya dapat melihat
siapa dirinya dan semakin mengandalkan Allah)
5. Iblis mencobai manusia (cara-cara Iblis mencobai manusia
tidak melebihi batas-batas yang diijinkan Allah)
Kejadian 21: 9 Pada waktu itu Sara melihat, bahwa anak yang
dilahirkan Hagar, perempuan Mesir itu bagi Abraham, sedang main dengan Ishak,
anaknya sendiri. Naskah Ibrani bertuliskan
~h'Þr"b.a;l.
hd"îl.y"-rv,a] tyrI±c.Mih; rg"ôh'-!B,-ta,( hr"øf'
ar`qxe(c;m.
waTTëºre´ Särâ ´e|t-Ben-hägär hammicrît ´ášer-yäldâ
lü´abrähäm mücaHëq
Istilah “main” dalam bahwa Ibrani qxe(c;m. (mücaHëq) yang
merupakan bentuk verb piel participle masculine singular absolute dari akar
kata qxc. yang dapat diartikan to jest (mengolok-olok).
Istilah qxe(c;m. (mücaHëq) diparalelkan dalam Perjanjian
Baru terdapat pada Roma 9:7-9 “melampiaskan kecemburuan,” Galatia 4:29
“menganiaya.”
Pandangan Abraham tentang Allah
1. Kejadian 14:22; 24:3 (Menciptakan langit dan bumi)
2. Kejadian 15:24 (Hakim yang adil)
3. Kejadian 17:1 (Maha Kuasa)
4. Kejadian 18:19 (Benar dan adil)
5. Kejadian 19:19 (Murah hati)
6. Kejadian 20:6 (Pengampun)
7. Kejadian 20:6 (Bijaksana)
8. Kejadian 21:13 (Kekal)
9. Kejadian 22:14 (Yang menyediakan)
RINGKASAN KITAB KEJADIAN
Bagian 1 2 3 5 6 9 10 11 12 24 25 26 27 36 37 51
Pokok Umat Manusia Umat Ibrani
Fokus Historis – 4 Peristiwa Biografi – 4 orang
Tempat Dari Eden ke Ur – Kasdim Dari Kanaan ke Mesir
Waktu Lebih dari 2000 tahun Kira-kira 350 tahun
KITAB KELUARAN
Tema-tema dalam Kitab Keluaran
1. Allah yang mengontrol sejarah (The God who controls
history)
2. Allah adalah YHWH (I am YHWH)
3. Allah yang suci (The God is holy)
4. Allah yang mengingatkan (The God is remembers)
5. Allah yang bertindak dalam keselamatan (The God who act
in salvation)
6. Allah yang bertindak dalam pengadilan (The God who act in
judgment)
7. Allah yang berfirman/berkata-kata (The God who speaks)
8. Allah yang transenden/besar (The God who trancendent)
9. Allah yang tinggal bersama umat-Nya (The God who lives
among His people)
Empat peristiwa penting dalam kitab Keluaran
1. Allah memperkenalkan diri kepad umat-Nya melalui
pernyataan nama YHWH
2. Paskah
3. Pemberian hukum
4. Pendirian Kemah Suci
Orang Mesir dan Kematian
Biasanya 70 hari
mayat diolah dan diratapi, setelah mati mayat diantar kepada tabib-tabib yang
pandai (dalam cara merempah-rempahi mayat). Mayat tersebut dipotong (diiris)
dan pada sisi kiri dan perutnya (jeroan) dikeluarkan semuanya kecuali jantung
dan kadang-kadang ginjal. Otaknya dikeluarkan melalui hidung dengan memakai kail
yang dibuat dari logam. Isi perut diawetkan dengan mengisinya dengan neutron
(cairan putih/kuning yang mengandung yodium karbonat kering). Dan disimpan
dalam kendi-kendi. Kemudian mayat itu diisi dengan neutron kering. Mayat itu
dikeringkan dengan cepat sekali sehingga tidak membusuk. Lalu neutron
dikeluarkan dan mayat dibasahi dengan air dan parfum. Kulit dibasahi dengan
damar lalu diisi dengan lenan yang direndam damar.
CEK LAGI MELALUI BUKU INERRANCY
Keluaran 1:5 = Kejadian 46:27 = Kisah Para Rasul 7:14
Keturunan Yakub 70 orang Keturunan Yakub 75 orang
Jawaban:
1. Walaupun hanya 70 yang ke Mesir tetapi sebenarnya Yusuf
memerintahkan untuk menjemput 75 orang Yusuf tidak mengetahui ada 3 istri
Yakub [Lea, Dina, Rahel] dan 2 anak Yehuda [yang sudah meninggal (Kej. 38:7).
2. Stefanus menambahkan 12 orang (3 istri + 9 anak Yakub:
Ruben, Simeon, Lewi, Yehuda, Zebulon, Isakhar, Dan, Gad, Asyer, Naftali) dengan
mengabaikan istri Yehuda yang sudah meninggal dan istri Yusuf juga Yusuf
sendiri. Berdasarkan Kejadian 46:26 ada 66 orang. Jadi 66 + 12 = 78 ( - 3) =
75.
3. Dalam Kejadian 46:20 (LXX/Septaginta) mencantumkan nama
Efraim dan Manasye + 2 orang anak mereka. Septuaginta menambahkan Efraim dan
Manasye (1Taw. 7:14) + 2 orang. Kejadian 46:26. Jadi 66 + 2 + 2 = 70.
Latar Belakang Panggilan Allah kepada Israel
ISRAEL ALLAH
- Mengeluh karena perbudakan (2:23) - Mendengar (2:24; 3:7)
- Berteriak minta tolong - Mengingatkan akan perjanjian-Nya
(2:24)
- Melihat (2:25; 3:9)
- Memperhatikan
(2:25; 3:7)
- Turun untuk
melepaskan (3:8)
- Turun untuk
menuntun mereka keluar ke negeri yang dijanjikan (3:8)
Ada 986 dewa Mesir, dan adapun tujuan Allah mengeraskan hati
Firaun hingga ada 10 tulah dan mempermalukan semua dewa-dewa orang Mesir
menunjukkan bahwa: Allah berkuasa, bangsa Israel kenal Allah, bangsa lain tahu
tentang Allah Israel, dan memberi kesempatan agar Firaun bertobat.
10 TULAH
TULAH AHLI SIHIR FIRAUN BERTOBAT YANG MENGERASKAN HATI
FIRAUN ADA DI GOSYEN DEWA-DEWA DIHUKUM RESPON FIRAUN
1. Air jadi darah Bisa Belum
2. Katak Bisa
3. Nyamuk/kutu Tidak Bisa
4. Lalat pikat Tidak Bisa
5. Sampar -
6. Bara Kena Bara
7. Hujan Es dan Api -
8. Belalang Menasihati Firaun (10:1-20)
9. Gelap Gulita -
10. Kematian anak sulung -
II. TILAH HARI
• Non literal à Bukan berarti 24 jam, dengan argumentasi:
a. 1000 tahun. Contoh: II Petrus 3:8 (Akan tetapi,
saudara-saudaraku yang kekasih, yang satu ini tidak boleh kamu lupakan, yaitu,
bahwa di hadapan Tuhan satu hari sama seperti seribu tahun dan seribu tahun
sama seperti satu hari) à hari menunjuk “zaman (1000 tahun – Millenium)”
b. Musim à Kejadian 30:14 (Ketika Ruben pada musim [ymeäyBi
/Bîmê dari akar kata ~Ay (yôm) yang artinya day, time (hari, waktu)] menuai
gandum pergi berjalan-jalan, didapatinyalah di padang buah dudaim, lalu
dibawanya kepada Lea, ibunya. Kata Rahel kepada Lea: "Berilah aku beberapa
buah dudaim yang didapat oleh anakmu itu.")
c. Satu waktu khusus à Yesaya 2:12 (Sebab TUHAN semesta alam
menetapkan suatu hari [~Ay yôm] untuk menghukum semua yang congkak dan angkuh
serta menghukum semua yang meninggikan diri, supaya direndahkan)
• Literal à 24 jam, dengan argumentasi:
a. Arti 24 jam adalah arti yang biasa. Hanya diberi arti
yang lain kalau jelas dalam konteks. Dan setiap kali “hari” dijelaskan dengan
nomor, artinya selalu 24 jam.
b. “Jadilah petang dan jadilah pagi” yang menjelaskan “hari”
mendorong pengertian 24 jam (Kejadian 1:5 à Dan Allah menamai terang itu siang,
dan gelap itu malam. Jadilah petang dan jadilah pagi, itulah hari [~Ay yôm] pertama.
c. 7 hari dalam penciptaan dipakai sebagai dasar bagi Israel
untuk kerja (6 hari) dan istirahat (1 hari) à Keluaran 20:11 (Sebab enam hari
[~ymiy" yämîm dari akar kata ~Ay (yôm) yang artinya day, time (hari,
waktu)]; lamanya TUHAN menjadikan langit dan bumi, laut dan segala isinya, dan
Ia berhenti pada hari ketujuh; itulah sebabnya TUHAN memberkati hari Sabat dan
menguduskannya)
d. Dalam Kejadian 1:14 (Berfirmanlah Allah: "Jadilah
benda-benda penerang pada cakrawala untuk memisahkan siang dari malam. Biarlah
benda-benda penerang itu menjadi tanda yang menunjukkan masa-masa yang tetap
dan hari-hari [~AYàh; hayyôm dengan h; particle article dari akar kata ~Ay yôm
noun common masculine singular absolute artinya day, time tetap dalam bentuk
singular dan bukan jamak, jadi sebaiknya diterjemahkan hari bukan hari-bari]
dan tahun-tahun,), kata “hari” terdapat dalam hubungan dengan kata “tahun.”
Jelas dipakai dengan arti biasa, yaitu tahun sebagai 365 hari dan hari 24 jam.
e. 12 jam siang (dibandingkan dengan 12 jam malam) à
Kejadian 8:22 (Selama bumi masih ada, takkan berhenti-henti musim [~Ayðw>
wüyôm dari akar kata ~Ay (yôm) yang artinya day, time (hari, waktu)] menabur
dan menuai, dingin dan panas, kemarau dan hujan, siang dan malam.")
f. 24 jam (malam dan siang) à Kejadian 7:17 (Empat puluh
hari [~Ay yôm] lamanya air bah itu meliputi bumi; air itu naik dan mengangkat
bahtera itu, sehingga melampung tinggi dari bumi); 31:23 (dibawanyalah sanak
saudaranya bersama-sama, dikejarnya Yakub tujuh hari [ ~ymi_y" yämîm dari
akar kata ~Ayð (yôm) yang artinya day, time (hari, waktu)] perjalanan jauhnya,
lalu ia dapat menyusulnya di pegunungan Gilead.
III. PENCIPTAAN MANUSIA
A. Asal-usul Manusia
1. Teori-teori Evolusi
a. Atheistic evolution: faham yang menganggap bahwa asal
usul manusia adalah sesuatu yang terjadi secara spontan (Spontanous
regeneration)
b. Theistic evolution: faham yang menganggap bahwa Allah
adalah penyebab awal dan kekuatan yang menuntun terjadinya evolusi.
2. Creationism - Ciptaan Allah
a. Bukti-bukti dari pernyataan Allah
1). Banyaknya
bukti-bukti yang menunjukan bahwa meskipun Alkitab bukan sebuah buku teks
tentang ilmu pengetahuan, namun apabila ia menyatakan fakta-fakta ilmiah, ia
menyatakannya tanpa salah (contoh: Yes. 40:22 à Bumi Bulat; Pkh. 1:5-8 à Ayat 5
Matahari terbit, matahari terbenam, lalu terburu-buru menuju tempat ia terbit
kembali. Ayat 6 Angin bertiup ke selatan, lalu berputar ke utara, terus-menerus
ia berputar, dan dalam putarannya angin itu kembali. Ayat 7 Semua sungai mengalir
ke laut, tetapi laut tidak juga menjadi penuh; ke mana sungai mengalir, ke situ
sungai mengalir selalu. Ayat 8 Segala sesuatu menjemukan, sehingga tak
terkatakan oleh manusia; mata tidak kenyang melihat, telinga tidak puas
mendengar.
2). Kuasa dari kebenaran Alkitab memastikan kebenaran –
bukti-bukti tentang penciptaan dunia.
b. Kenyataan-kenyataan Alkitab
1. Istilah Ibrani ar"äB' (bara) digunakan dalam
Kejadian 1:1, 27
2. Istilah “hari” dipakai untuk menyatakan:
• Non literal à Bukan berarti 24 jam dari Matahari terbenam
– terbit kembali. Contoh: II Petrus 3:8 (Akan tetapi, saudara-saudaraku yang
kekasih, yang satu ini tidak boleh kamu lupakan, yaitu, bahwa di hadapan Tuhan
satu hari sama seperti seribu tahun dan seribu tahun sama seperti satu hari) à
hari: zaman (1000 tahun – Millenium)
• Hari menunjuk pada “saat pernyataan dinyatakan. Contoh:
ini adalah keenam hari, TUHAN menunjukkan penciptaan-Nya kepada manusia.”
• Hari sekedar Frame Work
3. Penciptaan dunia oleh Allah dinyatakan sebagai pernyataan
sejarah dalam banyak tempat di Alkitab (Kel. 20; Mzm. 8; Mat. 19; Ibr. 4)
4. Permulaan hari dinyatakan dalam Kejadian 1:3
(Berfirmanlah Allah: "Jadilah terang." Lalu terang itu jadi); Ayub 2,
mungkin menunjukan suatu masa yang lama
5. Lapisan-lapisan tanah yang menunjukan lamanya bumi,
berasal dari suatu kegoncangan sesudah dunia diciptakan seperti terjadinya air
bah.
3. Penciptaan manusia
a. Ciri-ciri penciptaan manusia menurut Alkitab
1. Direncanakan/dibuat oleh Allah (Kej. 1:26) à hf,î[]n:)
(na|`áSè) dari akar kata hf'[' (‛âśâh) yang merupakan bentuk verb qal
imperfect 1st person common plural cohortative in meaning, but no unique form
for cohortative homonym 1 sehingga diterjemahkan to do (dilakukan/dikerjakan)
atau make (dibuat)
2. Diciptakan secara langsung, spesial, dan segera (Kej.
2:7) à rc,yYIw: (wayyîcer) to form, create (membentuk, menciptakan).
3. Penciptaan itu meliputi dua bagian (Kej. 2:7) ‘rp'['
(`äpär) yang artinya dry earth, dust (tanah kering, debu) dan ~yYI+x; tm;äv.nI
(nišmat Hayyîm) yang breath a living (nafas hidup)
b. Pola penciptaan manusia
Manusia diciptakan menurut “gambar” dan “rupa” Allah (Kej.
1:26; 27)
1. Beberapa ayat yang relevan hubungan dengan doktrin ini
a. Kejadian 5: 1-3 (Ayat 1 Inilah daftar keturunan Adam.
Pada waktu manusia itu diciptakan oleh Allah, dibuat-Nyalah dia menurut rupa
Allah; Ayat 2 laki-laki dan perempuan diciptakan-Nya mereka. Ia memberkati
mereka dan memberikan nama "Manusia" kepada mereka, pada waktu mereka
diciptakan. Ayat 3 Setelah Adam hidup seratus tiga puluh tahun, ia
memperanakkan seorang laki-laki menurut rupa dan gambarnya, lalu memberi nama
Set kepadanya) transmisi dari rupa Adam kepada keturunannya.
b. Kejadian 9:6 (Siapa yang menumpahkan darah manusia,
darahnya akan tertumpah oleh manusia, sebab Allah membuat manusia itu menurut
gambar-Nya sendiri) hubungan dengan hukuman atau ancaman. Hukuman bagi orang
yang menumpahkan darah sesama
c. I Korintus 11:7 (Sebab laki-laki tidak perlu menudungi kepalanya:
ia menyinarkan gambaran dan kemuliaan Allah. Tetapi perempuan menyinarkan
kemuliaan laki-laki) berhubungan dengan “kepala”
d. Kolose 3:10 (dan telah mengenakan manusia baru yang
terus-menerus diperbaharui untuk memperoleh pengetahuan yang benar menurut
gambar Khaliknya;) orang Kristen dinasehati untuk mengenakan manusia baru agar
menunjukan gambar Penciptanya
e. Yakobus 3:9 (Dengan lidah kita memuji Tuhan, Bapa kita;
dan dengan lidah kita mengutuk manusia yang diciptakan menurut rupa Allah,)
hubungan dengan penggunaan lidah secara benar
f. Mazmur 8 hubungan dengan manusia dan kuasanya. Arti
“gambar” dan “rupa” dalam Kejadian 1:26. Kata “gambar” dalam naskah Ibrani
WnmeÞl.c;B. (Bücalmëºnû) dengan B. particle preposition dan akar kata ~l,c,
(tselem) yang merupakan bentuk noun common masculine singular construct suffix
3rd person masculine singular homonym 1 yang artinya an image (i.e. man in
image of God), sedangkan kata “rupa” dalam naskah Ibrani Wnte_Wmd>Ki
(Kidmûtëºnû) dengan &. particle preposition dan akar kata tWmD>
(demûth) noun common feminine singular construct suffix 1st person common
plural yang artinya form, shape (wujud, bentuk). Kata-kata PB yang sama adalah:
eikon dan homoiosis.
Tselem, berarti gambar yang terbentuk, suatu gambar dalam pengertian
konkrit. Sedangkan demuth arti: kesamaan (dalam arti lebih dari abstrak). Jadi
maksudnya adalah: manusia pada satu sisi merupakan refleksi yang konkrit
tentang Allah tapi juga pada sisi lain, ia menunjukan bagian
spiritualnya/abstrak (Ryrie, Basic heologi, p. 190).
• Gambar dan rupa Allah dalam diri manusia tidak hilang
1. Manusia memiliki wewenang menguasai alam “di atas alam”
bukan bagian dari alam (Mazmur 8:6-7 “Namun Engkau telah membuatnya hampir sama
seperti Allah, dan telah memahkotainya dengan kemuliaan dan hormat. Engkau
membuat dia berkuasa atas buatan tangan-Mu; segala-galanya telah Kauletakkan di
bawah kakinya”:) à Makhluk Kultural
2. Manusia bisa berhubungan dengan Allah à Makhluk
Rohani/spiritual
3. Manusia makhluk sosial
4. Manusia adalah makhluk pribadi
5. Adanya kebenaran dan kekudusan (sempurna/ fisik).
Kejadian 1:31 (Maka Allah melihat segala yang dijadikan-Nya itu, sungguh amat
baik. Jadilah petang dan jadilah pagi, itulah hari keenam) “sungguh amat baik”,
dan cocok dengan kehendak Allah (Pengkhotbah 7:29 à Lihatlah, hanya ini yang
kudapati: bahwa Allah telah menjadikan manusia yang jujur, tetapi mereka
mencari banyak dalih)
6. Adanya kesamaan/ tiruan dengan Kristus (Kolose 3:10 à 10
dan telah mengenakan manusia baru yang terus-menerus diperbaharui untuk
memperoleh pengetahuan yang benar menurut gambar Khaliknya;)
Jadi gambar dan rupa
Allah tidak hilang.
B. Pembagian keberadaan manusia
1. Bagian Sifat Materi
a. Unsur-unsur dari bagian yang bersifat materi:
1). Sarks (Galatia 2:20 à namun aku hidup, tetapi bukan lagi
aku sendiri yang hidup, melainkan Kristus yang hidup di dalam aku. Dan hidupku
yang kuhidupi sekarang di dalam daging, adalah hidup oleh iman dalam Anak Allah
yang telah mengasihi aku dan menyerahkan diri-Nya untuk aku; Roma 7:18 à Sebab
aku tahu, bahwa di dalam aku, yaitu di dalam aku sebagai manusia [sarki, yang
artinya flesh, dari akar kata sa,rx ], tidak ada sesuatu yang baik. Sebab
kehendak memang ada di dalam aku, tetapi bukan hal berbuat apa yang baik.);
1 Korintus 3:1-3
menjelaskan manusia duniawi/daging sarki,noij (sarkinois) yang merupakan bentuk
adjective normal dative masculine plural no degree from sa,rkinoj (sarkinos).
Istilah sarki,noij dapat diterjemahkan fleshly, belonging to the realm of the
flesh, i.e. weak, sinful, transitory (daging, kepunyaan dunia dari daging,
yaitu. lemah, penuh dosa, fana). Jadi aspek manusia yang bersifat materi, yang mempunyai
potensi untuk berkomunikasi dengan dunia (alam duniawi).
2). Swud (soma) -
1Petrus 2:24 à Ia sendiri telah memikul dosa kita di dalam tubuh-Nya (sw,mati
auvtou/ [sōmati hautou] a body himself) di kayu salib, supaya kita, yang telah
mati terhadap dosa, hidup untuk kebenaran. Oleh bilur-bilur-Nya kamu telah
sembuh; Matius 6:22 à Mata adalah pelita tubuh. Jika matamu baik, teranglah
seluruh tubuhmu [sw/ma, sou sōma sou a body you]. Jadi, mempunyai potensi
untuk berkomunikasi dengan alam ilahi.
3). Lain-lain
a. Tubuh kehinaan (Fil. 3:21)
b. Bejana tanah (II Kor. 4:4, 7)
c. Bait Roh Kudus (I Kor. 3:16; 6:19)
2. Bagian non-materi; unsur-unsurnya:
a. Psyche – nefes à (jiwa)
Amsal 25:25 “Jiwa”; Ulangan 12:15 “menyembelih à mencabut
nefes”; Roma 11:3 “nyawaku.” Jadi nepes adalah hidup itu sendiri, nyawa, jiwa.
b. Pneuma – Ruach à Kejadian 41:8 “hatinya = ruach”;
1Korintus 5:5 “diserahkan daging/sarkos; pneuma diselamatkan”; Matius 27:50
“nyawa = pneuma”; Yohanes 3:8 “angin = pneuma”, “Roh = pneumatos.” Jadi pneuma
– ruach adalah hati, nyawa, angin, sesuatu yang berhubungan dengan mental,
kemampuan intelektual, kecenderungan utama.
c. Lain-lain
i. Hati – leb (Ibr.) à Pusat intelektual (1Samuel 25:37;
Amsal 18:11; Mazmur 46:11; Markus 2:6); Pusat ingatan (Mazmur 119); Pusat
perasaan (Mazmur 25:17; Lukas 24:32); Pusat etis (Yeremia 51:7); Pusat kemauan
(Matius 5:28); Pusat keagamaan (Roma 8:27)
ii. Suara hati/hati nurani/batin (I Sam. 24:6; I Pet. 3:15,
16; I Tim. 1:5)
• SUARA HATI (Ing: conscience. Latin: conscientia dari akar
kata “con” dan “scion” = to knowledge with others (memperoleh pengetahuan
bersama-sama dengan yang lain), Yunani syneidesis. Jadi yang dimaksudkan dengan
hati nurani adalah kemampuan yang olehnya seseorang dapat membedakan yang baik
dan salah secara moral atau kesaksian/nilai dari jiwa terhadap suatu keputusan.
• FUNGSI HATI NURANI (A. Obligatory = kehadirannya wajib
untuk melakukan yang baik dan menolak untuk melakukan yang jahat. B). Judicial
= hati nurani menjatuhkan hukuman terhadap keputusan dan tindakan seseorang.
C). Executive = hati nurani melakukan hukumannya, menuduh bila tidak sesuai
keyakinan, misalnya: stress, malu, menguji.
iii. Akal – nouse (Roma 1:20 à pusat pengendalian
kehendak/pikiran)
Jadi manusia adalah satu kesatuan yang terdiri dari dua
unsur (materi dan non materi) yang tidak dapat dipisahkan, pada dasarnya
manusia menurut Kejadian 2:7 merupakan makhluk hidup yang terdiri dari materi
(debu tanah) dan non materi (napas). Fungsi psyche bila berhubungan dengan Allah,
fungsi soma bila berhubungan dengan alam/dunia. Penggunaan psyche dan soma
bergantian, namun jiwa dipakai secara khusus untuk menunjukkan kesatuan (tidak
memakai tubuh), contoh: ekor à untuk binatang, jiwa à untuk manusia, buah à
pisang
C. Kejatuhan manusia
1. Nas Alkitab: Kej. 3; I Korintus 15:21-22; I Timotius
2:14; Roma 5:12-21
2. Pohon sebagai tes ketaatan (Kej. 2:17)
3. Penggoda (Kej. 3:1; Why. 12:9; 20:2)
4. Hukuman Allah (Kej. 3:15-24)
5. Terhadap Setan (ay. 15)
6. Terhadap Hawa dan kaum perempuan (ay. 16)
7. Terhadap Adam dan kaum laki-laki (ay. 17-24)
Tgl 27/9/2010
Qiuz Kejadian pasal 1-30 dan jelaskan Kejadian 2-30.
KITAB KELUARAN
KITAB IMAMAT
KITAB BILANGAN
KITAB ULANGAN
3 ¶ Berfirmanlah Allah: "Jadilah terang." Lalu terang
itu jadi.
4 Allah melihat bahwa terang itu baik, lalu
dipisahkan-Nyalah terang itu dari gelap.
5 Dan Allah menamai terang itu siang, dan gelap itu malam.
Jadilah petang dan jadilah pagi, itulah hari pertama.
6 ¶ Berfirmanlah Allah: "Jadilah cakrawala di tengah
segala air untuk memisahkan air dari air."
7 Maka Allah menjadikan cakrawala dan Ia memisahkan air yang
ada di bawah cakrawala itu dari air yang ada di atasnya. Dan jadilah demikian.
8 Lalu Allah menamai cakrawala itu langit. Jadilah petang
dan jadilah pagi, itulah hari kedua.
9 ¶ Berfirmanlah Allah: "Hendaklah segala air yang di
bawah langit berkumpul pada satu tempat, sehingga kelihatan yang kering."
Dan jadilah demikian.
10 Lalu Allah menamai yang kering itu darat, dan kumpulan
air itu dinamai-Nya laut. Allah melihat bahwa semuanya itu baik.
11 Berfirmanlah Allah: "Hendaklah tanah menumbuhkan
tunas-tunas muda, tumbuh-tumbuhan yang berbiji, segala jenis pohon buah-buahan
yang menghasilkan buah yang berbiji, supaya ada tumbuh-tumbuhan di bumi."
Dan jadilah demikian.
12 Tanah itu menumbuhkan tunas-tunas muda, segala jenis
tumbuh-tumbuhan yang berbiji dan segala jenis pohon-pohonan yang menghasilkan
buah yang berbiji. Allah melihat bahwa semuanya itu baik.
13 Jadilah petang dan jadilah pagi, itulah hari ketiga.
14 ¶ Berfirmanlah Allah: "Jadilah benda-benda penerang
pada cakrawala untuk memisahkan siang dari malam. Biarlah benda-benda penerang
itu menjadi tanda yang menunjukkan masa-masa yang tetap dan hari-hari dan
tahun-tahun,
15 dan sebagai penerang pada cakrawala biarlah benda-benda
itu menerangi bumi." Dan jadilah demikian.
16 Maka Allah menjadikan kedua benda penerang yang besar
itu, yakni yang lebih besar untuk menguasai siang dan yang lebih kecil untuk
menguasai malam, dan menjadikan juga bintang-bintang.
17 Allah menaruh semuanya itu di cakrawala untuk menerangi
bumi,
18 dan untuk menguasai siang dan malam, dan untuk memisahkan
terang dari gelap. Allah melihat bahwa semuanya itu baik.
19 Jadilah petang dan jadilah pagi, itulah hari keempat.
20 ¶ Berfirmanlah Allah: "Hendaklah dalam air
berkeriapan makhluk yang hidup, dan hendaklah burung beterbangan di atas bumi
melintasi cakrawala."
21 Maka Allah menciptakan binatang-binatang laut yang besar
dan segala jenis makhluk hidup yang bergerak, yang berkeriapan dalam air, dan
segala jenis burung yang bersayap. Allah melihat bahwa semuanya itu baik.
22 Lalu Allah memberkati semuanya itu, firman-Nya:
"Berkembangbiaklah dan bertambah banyaklah serta penuhilah air dalam laut,
dan hendaklah burung-burung di bumi bertambah banyak."
23 Jadilah petang dan jadilah pagi, itulah hari kelima.
24 ¶ Berfirmanlah Allah: "Hendaklah bumi mengeluarkan
segala jenis makhluk yang hidup, ternak dan binatang melata dan segala jenis
binatang liar." Dan jadilah demikian.
25 Allah menjadikan segala jenis binatang liar dan segala
jenis ternak dan segala jenis binatang melata di muka bumi. Allah melihat bahwa
semuanya itu baik.
26 ¶ Berfirmanlah Allah: "Baiklah Kita menjadikan
manusia menurut gambar dan rupa Kita, supaya mereka berkuasa atas ikan-ikan di
laut dan burung-burung di udara dan atas ternak dan atas seluruh bumi dan atas
segala binatang melata yang merayap di bumi."
27 Maka Allah menciptakan manusia itu menurut gambar-Nya,
menurut gambar Allah diciptakan-Nya dia; laki-laki dan perempuan diciptakan-Nya
mereka.
28 Allah memberkati mereka, lalu Allah berfirman kepada
mereka: "Beranakcuculah dan bertambah banyak; penuhilah bumi dan
taklukkanlah itu, berkuasalah atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara
dan atas segala binatang yang merayap di bumi."
29 ¶ Berfirmanlah Allah: "Lihatlah, Aku memberikan
kepadamu segala tumbuh-tumbuhan yang berbiji di seluruh bumi dan segala
pohon-pohonan yang buahnya berbiji; itulah akan menjadi makananmu.
30 Tetapi kepada segala binatang di bumi dan segala burung
di udara dan segala yang merayap di bumi, yang bernyawa, Kuberikan segala
tumbuh-tumbuhan hijau menjadi makanannya." Dan jadilah demikian.
31 ¶ Maka Allah melihat segala yang dijadikan-Nya itu,
sungguh amat baik. Jadilah petang dan jadilah pagi, itulah hari keenam.
1 ¶ Demikianlah diselesaikan langit dan bumi dan segala
isinya.
2 Ketika Allah pada hari ketujuh telah menyelesaikan
pekerjaan yang dibuat-Nya itu, berhentilah Ia pada hari ketujuh dari segala
pekerjaan yang telah dibuat-Nya itu.
3 Lalu Allah memberkati hari ketujuh itu dan menguduskannya,
karena pada hari itulah Ia berhenti dari segala pekerjaan penciptaan yang telah
dibuat-Nya itu.
4 ¶ Demikianlah riwayat langit dan bumi pada waktu
diciptakan. Ketika TUHAN Allah menjadikan bumi dan langit, —
5 belum ada semak apapun di bumi, belum timbul
tumbuh-tumbuhan apapun di padang, sebab TUHAN Allah belum menurunkan hujan ke
bumi, dan belum ada orang untuk mengusahakan tanah itu;
6 tetapi ada kabut naik ke atas dari bumi dan membasahi seluruh
permukaan bumi itu—
7 ketika itulah TUHAN Allah membentuk manusia itu dari debu
tanah dan menghembuskan nafas hidup ke dalam hidungnya; demikianlah manusia itu
menjadi makhluk yang hidup.
8 ¶ Selanjutnya TUHAN Allah membuat taman di Eden, di sebelah
timur; disitulah ditempatkan-Nya manusia yang dibentuk-Nya itu.
9 Lalu TUHAN Allah menumbuhkan berbagai-bagai pohon dari
bumi, yang menarik dan yang baik untuk dimakan buahnya; dan pohon kehidupan di
tengah-tengah taman itu, serta pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang
jahat.
10 Ada suatu sungai mengalir dari Eden untuk membasahi taman
itu, dan dari situ sungai itu terbagi menjadi empat cabang.
11 Yang pertama, namanya Pison, yakni yang mengalir
mengelilingi seluruh tanah Hawila, tempat emas ada.
12 Dan emas dari negeri itu baik; di sana ada damar bedolah
dan batu krisopras.
13 Nama sungai yang kedua ialah Gihon, yakni yang mengalir
mengelilingi seluruh tanah Kush.
14 Nama sungai yang ketiga ialah Tigris, yakni yang mengalir
di sebelah timur Asyur. Dan sungai yang keempat ialah Efrat.
15 TUHAN Allah mengambil manusia itu dan menempatkannya
dalam taman Eden untuk mengusahakan dan memelihara taman itu.
16 ¶ Lalu TUHAN Allah memberi perintah ini kepada manusia:
"Semua pohon dalam taman ini boleh kaumakan buahnya dengan bebas,
17 tetapi pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat
itu, janganlah kaumakan buahnya, sebab pada hari engkau memakannya, pastilah
engkau mati."
18 ¶ TUHAN Allah berfirman: "Tidak baik, kalau manusia
itu seorang diri saja. Aku akan menjadikan penolong baginya, yang sepadan
dengan dia."
19 Lalu TUHAN Allah membentuk dari tanah segala binatang
hutan dan segala burung di udara. Dibawa-Nyalah semuanya kepada manusia itu
untuk melihat, bagaimana ia menamainya; dan seperti nama yang diberikan manusia
itu kepada tiap-tiap makhluk yang hidup, demikianlah nanti nama makhluk itu.
20 Manusia itu memberi nama kepada segala ternak, kepada
burung-burung di udara dan kepada segala binatang hutan, tetapi baginya sendiri
ia tidak menjumpai penolong yang sepadan dengan dia.
21 ¶ Lalu TUHAN Allah membuat manusia itu tidur nyenyak;
ketika ia tidur, TUHAN Allah mengambil salah satu rusuk dari padanya, lalu
menutup tempat itu dengan daging.
22 Dan dari rusuk yang diambil TUHAN Allah dari manusia itu,
dibangun-Nyalah seorang perempuan, lalu dibawa-Nya kepada manusia itu.
23 Lalu berkatalah manusia itu: "Inilah dia, tulang
dari tulangku dan daging dari dagingku. Ia akan dinamai perempuan, sebab ia
diambil dari laki-laki."
24 Sebab itu seorang laki-laki akan meninggalkan ayahnya dan
ibunya dan bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya menjadi satu daging.
25 Mereka keduanya telanjang, manusia dan isterinya itu,
tetapi mereka tidak merasa malu.
1 ¶ Adapun ular ialah yang paling cerdik dari segala
binatang di darat yang dijadikan oleh TUHAN Allah. Ular itu berkata kepada
perempuan itu: "Tentulah Allah berfirman: Semua pohon dalam taman ini
jangan kamu makan buahnya, bukan?"
2 Lalu sahut perempuan itu kepada ular itu: "Buah
pohon-pohonan dalam taman ini boleh kami makan,
3 tetapi tentang buah pohon yang ada di tengah-tengah taman,
Allah berfirman: Jangan kamu makan ataupun raba buah itu, nanti kamu
mati."
4 Tetapi ular itu berkata kepada perempuan itu:
"Sekali-kali kamu tidak akan mati,
5 tetapi Allah mengetahui, bahwa pada waktu kamu memakannya
matamu akan terbuka, dan kamu akan menjadi seperti Allah, tahu tentang yang
baik dan yang jahat."
6 ¶ Perempuan itu melihat, bahwa buah pohon itu baik untuk
dimakan dan sedap kelihatannya, lagipula pohon itu menarik hati karena memberi
pengertian. Lalu ia mengambil dari buahnya dan dimakannya dan diberikannya juga
kepada suaminya yang bersama-sama dengan dia, dan suaminyapun memakannya.
7 Maka terbukalah mata mereka berdua dan mereka tahu, bahwa
mereka telanjang; lalu mereka menyemat daun pohon ara dan membuat cawat.
8 Ketika mereka mendengar bunyi langkah TUHAN Allah, yang
berjalan-jalan dalam taman itu pada waktu hari sejuk, bersembunyilah manusia
dan isterinya itu terhadap TUHAN Allah di antara pohon-pohonan dalam taman.
9 ¶ Tetapi TUHAN Allah memanggil manusia itu dan berfirman
kepadanya: "Di manakah engkau?"
10 Ia menjawab: "Ketika aku mendengar, bahwa Engkau ada
dalam taman ini, aku menjadi takut, karena aku telanjang; sebab itu aku
bersembunyi."
11 ¶ Firman-Nya: "Siapakah yang memberitahukan
kepadamu, bahwa engkau telanjang? Apakah engkau makan dari buah pohon, yang
Kularang engkau makan itu?"
12 Manusia itu menjawab: "Perempuan yang Kautempatkan
di sisiku, dialah yang memberi dari buah pohon itu kepadaku, maka
kumakan."
13 Kemudian berfirmanlah TUHAN Allah kepada perempuan itu:
"Apakah yang telah kauperbuat ini?" Jawab perempuan itu: "Ular
itu yang memperdayakan aku, maka kumakan."
14 ¶ Lalu berfirmanlah TUHAN Allah kepada ular itu:
"Karena engkau berbuat demikian, terkutuklah engkau di antara segala
ternak dan di antara segala binatang hutan; dengan perutmulah engkau akan
menjalar dan debu tanahlah akan kaumakan seumur hidupmu.
15 Aku akan mengadakan permusuhan antara engkau dan
perempuan ini, antara keturunanmu dan keturunannya; keturunannya akan
meremukkan kepalamu, dan engkau akan meremukkan tumitnya."
16 ¶ Firman-Nya kepada perempuan itu: "Susah payahmu
waktu mengandung akan Kubuat sangat banyak; dengan kesakitan engkau akan melahirkan
anakmu; namun engkau akan berahi kepada suamimu dan ia akan berkuasa
atasmu."
17 ¶ Lalu firman-Nya kepada manusia itu: "Karena engkau
mendengarkan perkataan isterimu dan memakan dari buah pohon, yang telah
Kuperintahkan kepadamu: Jangan makan dari padanya, maka terkutuklah tanah
karena engkau; dengan bersusah payah engkau akan mencari rezekimu dari tanah
seumur hidupmu:
18 semak duri dan rumput duri yang akan dihasilkannya
bagimu, dan tumbuh-tumbuhan di padang akan menjadi makananmu;
19 dengan berpeluh engkau akan mencari makananmu, sampai
engkau kembali lagi menjadi tanah, karena dari situlah engkau diambil; sebab
engkau debu dan engkau akan kembali menjadi debu."
20 ¶ Manusia itu memberi nama Hawa kepada isterinya, sebab
dialah yang menjadi ibu semua yang hidup.
21 ¶ Dan TUHAN Allah membuat pakaian dari kulit binatang
untuk manusia dan untuk isterinya itu, lalu mengenakannya kepada mereka.
22 ¶ Berfirmanlah TUHAN Allah: "Sesungguhnya manusia
itu telah menjadi seperti salah satu dari Kita, tahu tentang yang baik dan yang
jahat; maka sekarang jangan sampai ia mengulurkan tangannya dan mengambil pula
dari buah pohon kehidupan itu dan memakannya, sehingga ia hidup untuk
selama-lamanya."
23 Lalu TUHAN Allah mengusir dia dari taman Eden supaya ia
mengusahakan tanah dari mana ia diambil.
24 Ia menghalau manusia itu dan di sebelah timur taman Eden
ditempatkan-Nyala beberapa kerub dengan pedang yang bernyala-nyala dan
menyambar-nyambar, untuk menjaga jalan ke pohon kehidupan.
1 ¶ Kemudian manusia itu bersetubuh dengan Hawa, isterinya,
dan mengandunglah perempuan itu, lalu melahirkan Kain; maka kata perempuan itu:
"Aku telah mendapat seorang anak laki-laki dengan pertolongan TUHAN."
2 Selanjutnya dilahirkannyalah Habel, adik Kain; dan Habel
menjadi gembala kambing domba, Kain menjadi petani.
3 ¶ Setelah beberapa waktu lamanya, maka Kain
mempersembahkan sebagian dari hasil tanah itu kepada TUHAN sebagai korban
persembahan;
4 Habel juga mempersembahkan korban persembahan dari anak
sulung kambing dombanya, yakni lemak-lemaknya; maka TUHAN mengindahkan Habel
dan korban persembahannya itu,
5 tetapi Kain dan korban persembahannya tidak
diindahkan-Nya. Lalu hati Kain menjadi sangat panas, dan mukanya muram.
6 ¶ Firman TUHAN kepada Kain: "Mengapa hatimu panas dan
mukamu muram?
7 Apakah mukamu tidak akan berseri, jika engkau berbuat
baik? Tetapi jika engkau tidak berbuat baik, dosa sudah mengintip di depan
pintu; ia sangat menggoda engkau, tetapi engkau harus berkuasa atasnya."
8 ¶ Kata Kain kepada Habel, adiknya: "Marilah kita
pergi ke padang." Ketika mereka ada di padang, tiba-tiba Kain memukul
Habel, adiknya itu, lalu membunuh dia.
9 ¶ Firman TUHAN kepada Kain: "Di mana Habel, adikmu
itu?" Jawabnya: "Aku tidak tahu! Apakah aku penjaga adikku?"
10 Firman-Nya: "Apakah yang telah kauperbuat ini? Darah
adikmu itu berteriak kepada-Ku dari tanah.
11 Maka sekarang, terkutuklah engkau, terbuang jauh dari
tanah yang mengangakan mulutnya untuk menerima darah adikmu itu dari tanganmu.
12 Apabila engkau mengusahakan tanah itu, maka tanah itu
tidak akan memberikan hasil sepenuhnya lagi kepadamu; engkau menjadi seorang
pelarian dan pengembara di bumi."
13 ¶ Kata Kain kepada TUHAN: "Hukumanku itu lebih besar
dari pada yang dapat kutanggung.
14 Engkau menghalau aku sekarang dari tanah ini dan aku akan
tersembunyi dari hadapan-Mu, seorang pelarian dan pengembara di bumi; maka
barangsiapa yang akan bertemu dengan aku, tentulah akan membunuh aku."
15 Firman TUHAN kepadanya: "Sekali-kali tidak!
Barangsiapa yang membunuh Kain akan dibalaskan kepadanya tujuh kali
lipat." Kemudian TUHAN menaruh tanda pada Kain, supaya ia jangan dibunuh
oleh barangsiapapun yang bertemu dengan dia.
16 ¶ Lalu Kain pergi dari hadapan TUHAN dan ia menetap di
tanah Nod, di sebelah timur Eden.
17 Kain bersetubuh dengan isterinya dan mengandunglah
perempuan itu, lalu melahirkan Henokh; kemudian Kain mendirikan suatu kota dan
dinamainya kota itu Henokh, menurut nama anaknya.
18 Bagi Henokh lahirlah Irad, dan Irad itu memperanakkan
Mehuyael dan Mehuyael memperanakkan Metusael, dan Metusael memperanakkan
Lamekh.
19 ¶ Lamekh mengambil isteri dua orang; yang satu namanya
Ada, yang lain Zila.
20 Ada itu melahirkan Yabal; dialah yang menjadi bapa orang
yang diam dalam kemah dan memelihara ternak.
21 Nama adiknya ialah Yubal; dialah yang menjadi bapa semua
orang yang memainkan kecapi dan suling.
22 Zila juga melahirkan anak, yakni Tubal-Kain, bapa semua
tukang tembaga dan tukang besi. Adik perempuan Tubal-Kain ialah Naama.
23 ¶ Berkatalah Lamekh kepada kedua isterinya itu: "Ada
dan Zila, dengarkanlah suaraku: hai isteri-isteri Lamekh, pasanglah telingamu
kepada perkataanku ini: Aku telah membunuh seorang laki-laki karena ia melukai
aku, membunuh seorang muda karena ia memukul aku sampai bengkak;
24 sebab jika Kain harus dibalaskan tujuh kali lipat, maka
Lamekh tujuh puluh tujuh kali lipat."
25 ¶ Adam bersetubuh pula dengan isterinya, lalu perempuan
itu melahirkan seorang anak laki-laki dan menamainya Set, sebab katanya:
"Allah telah mengaruniakan kepadaku anak yang lain sebagai ganti Habel;
sebab Kain telah membunuhnya."
26 Lahirlah seorang anak laki-laki bagi Set juga dan anak
itu dinamainya Enos. Waktu itulah orang mulai memanggil nama TUHAN.
1 ¶ Inilah daftar keturunan Adam. Pada waktu manusia itu
diciptakan oleh Allah, dibuat-Nyalah dia menurut rupa Allah;
2 laki-laki dan perempuan diciptakan-Nya mereka. Ia
memberkati mereka dan memberikan nama "Manusia" kepada mereka, pada
waktu mereka diciptakan.
3 Setelah Adam hidup seratus tiga puluh tahun, ia
memperanakkan seorang laki-laki menurut rupa dan gambarnya, lalu memberi nama
Set kepadanya.
4 Umur Adam, setelah memperanakkan Set, delapan ratus tahun,
dan ia memperanakkan anak-anak lelaki dan perempuan.
5 Jadi Adam mencapai umur sembilan ratus tiga puluh tahun,
lalu ia mati.
6 ¶ Setelah Set hidup seratus lima tahun, ia memperanakkan
Enos.
7 Dan Set masih hidup delapan ratus tujuh tahun, setelah ia
memperanakkan Enos, dan ia memperanakkan anak-anak lelaki dan perempuan.
8 Jadi Set mencapai umur sembilan ratus dua belas tahun,
lalu ia mati.
9 Setelah Enos hidup sembilan puluh tahun, ia memperanakkan
Kenan.
10 Dan Enos masih hidup delapan ratus lima belas tahun,
setelah ia memperanakkan Kenan, dan ia memperanakkan anak-anak lelaki dan
perempuan.
11 Jadi Enos mencapai umur sembilan ratus lima tahun, lalu
ia mati.
12 Setelah Kenan hidup tujuh puluh tahun, ia memperanakkan
Mahalaleel.
13 Dan Kenan masih hidup delapan ratus empat puluh tahun,
setelah ia memperanakkan Mahalaleel, dan ia memperanakkan anak-anak lelaki dan
perempuan.
14 Jadi Kenan mencapai umur sembilan ratus sepuluh tahun,
lalu ia mati.
15 Setelah Mahalaleel hidup enam puluh lima tahun, ia
memperanakkan Yared.
16 Dan Mahalaleel masih hidup delapan ratus tiga puluh
tahun, setelah ia memperanakkan Yared, dan ia memperanakkan anak-anak lelaki
dan perempuan.
17 Jadi Mahalaleel mencapai umur delapan ratus sembilan
puluh lima tahun, lalu ia mati.
18 Setelah Yared hidup seratus enam puluh dua tahun, ia
memperanakkan Henokh.
19 Dan Yared masih hidup delapan ratus tahun, setelah ia memperanakkan
Henokh, dan ia memperanakkan anak-anak lelaki dan perempuan.
20 Jadi Yared mencapai umur sembilan ratus enam puluh dua
tahun, lalu ia mati.
21 ¶ Setelah Henokh hidup enam puluh lima tahun, ia
memperanakkan Metusalah.
Pembahasan
a. Latar Belakang Kitab Amsal
Kitab Amsal
adalah suatu kitab yang termasuk dalam kumpulan “sastera hokmah” (hikmat) dalam
Perjanjian Lama. Kitab ini berasal dari penulis tertantu di samping kitab
hikmat yang lainnya (Ayub dan Pengkhotbah). Sangat penting untuk diketahui
bahwa Amsal adalah kumpulan sastera yang mewakili hikmat tradisional.[2] Jika
kita mengatakan kitab ini mewakili hikmat tradisional, maka hikmat itu sendiri
sudah dikenal secara meluas di dunia Timur Tengah Kuno. Artinya tidak hanya di
Israel sastra hikmat ini dikenal tetapi juga di luar Israel, seperto di Babel,
Asyur dan bahkan di dunia Mesir kuno,
seperti “pengajaran-pengajaran Ani” dan “disiplin Amenemope” (ANET 421-424)
yang ditulis sekitar tahun 800 sM.[3] Sastera hikmat (kebijaksanaan) juga
merupakan bahagian dari kehidupan rohani dan kebudayaan yang sangat dihargai
dan tidak terpisahkan. Oleh sebab itu tidak heran jika kadang-kadang Amsal ini
bercorak keduniawian dan kadang-kadang kerohanian.[4] Bangsa-bangsa non-Israel
menganggap bahwa hikmat berasal dari para dewanya masing-masing, yang berisikan
kesenian, teknik dan ilmu teoritis serta etika. Konsep pemahaman hikmat di
Israel dengan bangsa non-Israel jelas memiliki perbedaan yang tajam. Bagi
bangsa bangsa non-Israel hikmat adalah berasal dari para dewa, tetapi bagi
bangsa Israel hikmat berasal dari YHWH dan Dialah dasar hikmat yang
sesungguhnya, maka kata “Takut Akan Tuhan” menjadi sangat penting bagi orang
bijaksana di Israel.
b. Siapa Penulisnya dan kapan?
Mengenai siapa
penulis kitab Amsal ternyata menjadi perdebatan yang tidak terpecahkan di
kalangan para ahli. Hingga saat ini pendapat itu masih bercabang dua. Yang lain
mengatakan bahwa penulis kitab ini adalah raja Salomo karena namanya disebutkan
sebanyak tiga kali: (1:1, 10:1 dan 25:1). Yang lain lagi mengatakan bukan
Salomo penulisnya, karena pengarang kitab ini menggunakan terjemahan Yunani
Septuaginta dari kitab-kitab Perjanjian Lama[5]. Artinya pemakaian nama Salomo
di atas tidak berarti dia yang menulisnya, tetapi bisa jadi ditulis oleh orang
lain pada masa yang lebih kemudian dengan menggunakan nama raja Salomo. Karena
cara-cara seperti itu sudah lazim dan biasa diterapkan saat itu. Namun
demikianpun tidak berarti kita menyangkal Salomo sebagi penulis sebagian dari
kitab ini. Tapi itu pun tidak bisa dipastikan, sebab apakah itu memang berasal
dari Salomo atau berasal dari masa Salomo (Blommendaal, 1996 : 154). Sedangkan
pasal 1-9 adalah berasal dari masa yang lebih muda atau sesudah pembuangan di Babilonia.
Karena pengaruh nabi-nabi besar sangat terasa, seperti Yeremia, Deutero-Yesaya
dan lebih khusus lagi Deuteronomium. Karena pasal 1-9 ditambahkan kemudian oleh
seseorang yang tidak dikenal, maka nama Salomo yang digunakan hanyalah sebagai
samaran supaya pemikirannya yang dituangkan dalam bentuk tulisan dapat diterima
oleh pembacanya saat itu. Kemungkinan pengarang kitab Amsal sendiri ditolak
dalam komunitasnya dan tidak dipercayaai lagi karena perkataan dan kesaksian
hidupnya, yaitu melalui perkataan dan perbuatannya. Oleh sebab itu ia
menggunakan nama raja Salomo yang sudah dikenal luas sebagai seorang berhikmat
saat, sehingga tanpa ada bantahan dari pembacanya. Ketika orang mendengar nama
Salomo, maka siapa yang bisa membantah perkataannya.
Mungkin yang
lebih cocok diarahkan kepada Salomo sebagai pengarangnya adalah pasal 10-29
yang berasal dari masa raja-raja, karena memuat tentang penghormatan dan pujian
kepada raja-raja (16:10, 12 dst.; 20:8, 26, 28; 21:1; 22:11; 25:2 dst). Lebih
jauh lagi bahwa pasal 25 ini dilatarbelakangi kehidupan pertanian (25:13 dst,
23; 27:23dst, 28:3). Weiden mengatakan bahwa kitab Amsal ini terdiri (9)
koleksi.[6] Artinya jelas bahwa kitab Amsal tidak disusun sekaligus oleh
seseorang atau sekelompok orang, melainkan sedikit demi sedikit dikumpulkan
hingga menjadi satu kitab seperti yang kita kenal saat ini. Yang menjadi
masalah dalam perdebatan para ahli adalah berkisar “kapan kitab ini ditulis”.
Blommendaal (1996:154) mengatakan memang pada umumnya para ahli mengatakan kitb
ini berasal dari masa pembuangan di Babilonia. Namun hal ini tidak dapat
dibuktikan karena tidak ada bukti-bukti atau petunjuk yang jelas kapan masa
penulisannya. Weiden, (1990 :15-17) mengandaikan, kemungkinan penulisnya adalah
seorang Yahudi helenis,[7] yang saleh dan setia pada Taurat Yahudi yang hidup
di Mesir khususnya di kota Alxanderia. Maka penyusunan kitab ini diperkirakan
sesudah diterjemahkan ke dalam bahasa Yunani, yaitu sesudah tahun 200 sM.
Karena pengarang sendiri menggunakan terjemahan Yunani Septuaginta, sehingga
isi kitab ini sangat kuat dipengaruhi bahasa Yunani. Inilah yang menjadi alasan
bahwa Salomo bukanlah penulisnya, tetapi pemakaian nama Salomo hanyalah sebagai
samaran supaya pengajarannya dapat diterima oleh pembacanya saat itu. Selain
itu juga ditemukan nama Agur (30:1) dan Lemuel (31: 1, 4), yang kemungkinan
bukan dari orang Israel, tetapi dari bangsa sekitar Israel (bnd. Isak Roedi,
Catatan kuliah, Cipanas, 2009). Karena pada umumnya sastera hikmat itu sendiri
tidak mempunyai hubungan dengan sejarah Israel. Sehingga wajar jika
perbuatan-perbuatan besar Allah dalam sejarah Israel tidak dibicarakan dalam
kitab ini. Namun ada satu pernyataan bijak yang diungkapkan oleh Blommendaal
(1996: 153), yaitu meskipun perbuatan-perbuatan Allah tidak dibicarakan di
sini, tetapi yang lebih penting dalam kitab ini adalah bagaimana orang bisa
hidup sebagai orang yang baik dan saleh menurut kehendak Allah.
c. Apa itu hikmat?
Menurut Isak
Roedi, hikmat adalah keterampilan yang dibutuhkan untuk hidup atau petunjuk
praktis untuk hidup sehari-hari.[8] Barnabas Ludji mengatakan “hikmat adalah
suatu kualitas intelektual atau pemikiran manusia yang mampu membedakan hikmat
manusia dengan segala kebijakannya serta membawa manusia kepada keberhasilan
hidup”.[9] Browning mengatakan yang hikmat adalah petunjuk hidup praktis yang
menuntun seseorang bisa mengatur hidupnya dengan baik sehingga hidupnya
memiliki tujuan yang jelas.[10] Jika kita melihat pengertian dari “hokma”
adalah “kemampuan intelektual”. Namun Hikmat tidak identik dengan
pengetahuan-intelektual, tetapi mempunyai kaitan dengan kecerdasan intelektual
(Ams. 1:4). Karena fokus hikmat tidak terletak di sana. Lebih jauh Paulus
mengatakan bahwa hikmat adalah kebenaran hidup dan itu bukan sesuatu yang
abstrak dan juga bukan hanya sekedar tahu tetapi lebih dari itu, yaitu saat
melakukan sesuatu (14:4; 31). Menurut Tremper Longman III ( 2007 : 6-7), hikmat
adalah kunci untuk bisa berhasil di dalam hidup. Karena banyak konsep hikmat
dalam kitab Amsal mirip kecerdasan emosional yang disebut dengan EQ bukan IQ
yang berkonotasi langsung dengan kesuksesan
di dalam hidup. Hikmat adalah anugerah Allah yang diberikan-Nya kepada
manusia untuk mempu menjalani hidup ini sesuai dengan kehendak dan rencana-Nya.
Jika hikmat di katakan sebagai anugerah Allah yang diberikan kepada manusia,
maka tidak ada hikmat yang dihasilkan oleh manusia.
Christoph Barth mengatakan bahwa
hikmat erat kaitannya dengan karya penyelamatan yang dilakukan Allah atas umat
Israel. Para raja yang diangkat-Nya diberikan hikmat supaya mempu melaksanakan
tugas dan tanggung jawabnya, dan mendatangkan syalom (damai sejahtera) atas
rakyatnya serta seluruh umat Israel yang terpanggil harus hidup dengan hikmat
dan kebijaksanaan.[11] Selain itu, Yesaya 33:6 mengatakan bahwa hikmat
(hokhmah) dan pengetahuan (da’at) takut akan YHWH, itulah adalah kekayaan yang
menyelamatkan, dan itulah kekayaan Sion.
bagi mereka supaya mengajarkan untuk memerintah mereka mengajar mampu
memerintah dengan hikmat yang telah diterima, untuk membebaskan atau
menyelamatkan umat-Nya dari penindasan, ketidakadilan. Allah ingin mereka
mendatangkan damai sejahtera bagi umat-Nya. Oleh sebab itu tidak heran, bahwa
banyak para raja atau para pemimpin Israel yang dikecam oleh para nabi Tuhan
karena tidak mendatangkan damai sejahtera bagi umat-Nya dan itu jelaslah
bukanlah hikmat, sebab hikmat dari Allah tidak pernah bekerja sama dengan
ketidakadilan, penindasan, pemerasan, kekerasan dan bentuk kejahatan lainnya.
Dari semua penjelasan di atas dapat kita
simpulkan, bahwa hikmat adalah suatu kualitas kecerdasan intelektual yang
diberikan Allah kepada manusia, yang lebih tinggi nilainya dari kemampuan
intelektual itu sendiri, yang mengatur jalan hidup manusia sehari-hari secara
praktis dan terampil, serta yang mambawa manusia kepada keberhasilan hidup
untuk kemuliaan-Nya. Hikmat selalu bersahabat dengan kebenaran, berpihak kepada
realitas dan mendatangkan benih-benih kehidupan bukan kematian.
d. Ciri-ciri Umum dari Hikmat Israel
Sebelum melihat
perbedaan yang sangat tajam antara pengajaran hikmat di Israel dengan
pengajaran hikmat dari bangsa-bangsa non-Israel. Maka ada baiknya terlebih
dahulu kita melihat apa yang menjadi ciri-ciri dari hikmat Israel:[12]
1. Pengajaran hikmat itu sendiri didasarkan
pada “takut akan Tuhan”. Ini tidak hanya sekedar ungkapan, tetapi merupakan
inspirasi yang berasal dari Allah yang kemudian terungkap melalui kata-kata
orang berhikmat yang hidup takut akan Tuhan. Kata-kata yang keluar memberikan
kehidupan bukan kematian, selanjutnya pendengarnya merasa disembuhkan dan bukan
dilukai.
2. Pengajaran hikmat itu selalu ditujukan
kepada personal (perorangan). Sebutan istilah “anakku” dalam kitab Amsal muncul
23 kali, “anakmu” 3 kali dan “anaknya” juga 3 kali. Sapaan ini begitu pribadi
dengan maksud memberikan didikan, disiplin, pengajaran dan binaan supaya
menjadi seorang yang “bijak” sejati. Menjadi orang bijak sejati, memang
bukanlah perkara yang gampang, tetapi itu adalah sebuah proses supaya seseorang
bisa bertanggung jawab secara pribadi atas hidupnya dan mampu memilih jalan
hidupnya sendiri.
3. Pengajaran hikmat itu mengingatkan orang
untuk membedakan antara dua macam sikap dan perilaku orang yang bertentangan:
yang baik dan benar, bijaksana di satu pihak, yang buruk dan salah dan bebal di
pihak yang lain. Guru hikmat memberikan petunjuk-petunjuk hidup praktis yang
saling terpisah satu sama lain (tidak dirangkai dengan urutan atau sistem yang
nyata, melainkan mengajak si murid untuk menimbang, kemudian menarik kesimpulan
sendiri. Tetapi dalam pengajaran hikmat itu sendiri juga mengandung tujuan yang
khusus.
4. Pengajaran hikmat selalu dikemukakan
dengan penuh keyakinan dan wibawa. Dalam proses penyampaian guru hikmat tidak
menyampaikan pengeharan atas nama dan wewenang sendiri, karena mereka lebih
menghormati seorang raja (Ams. 24:21), namun tidak berarti juga ia mengajarkan
apa yang diperintahkan raja. Sebab seorang raja juga harus dipimpin oleh hikmat
untuk bisa memimpin dengan baik (8:15; 20:28).
5. Pengajaran hikmat dipersonifikasikan. Ini
merupakan suatu usaha untuk menjelaskan pemikiran-pemikiran oran Ibrani yang
abstrak dengan pemikiran yang lebih kongkrit. Misalnya: “Ia bersama dengan
Allah walaupun ia adalah ciptaan yang diciptakan Allah sebelum segala sesuatu
ada. Hal serupa juga terdapat dalam Amsal 8:1-21 dan ayat 32-36; dan Amsal
1:1-20; Amsal 3:13-20. Terkadang hikmat juga dipersonifikasikan sebagai seorang
yang berseru-seru dan memperdengarkan suaranya di tempat-tempat yang tinggi, di
tepi jalan, dipersimpangan jalan-jalan, di sanalah ia berdiri” (Amsal 8:1, 2).
e. Tradisi Hikmat Israel: Refleksi Yang
Melekat Pada Iman Kepada YHWH.
Pada satu pihak,
tradisi-tradisi hikmat Israel merupakan refleksi terhadap pengalaman hidup
manusia dan di pihak lain merupakan pernyataan illahi yang menuntunnya kepada
kebenaran-Nya. Disebut sebagai penyataan illahi karena Israel mendasarkan
tradisi hikmatnya pada karya penyelamatan Allah. Oleh sebab itu, dikatakan
“permulaan hikmat adalah takut akan Tuhan
dan mengenal yang Mahakudus adalah pengertian” (Amsal 9:10). Seperti
yang sudah dijelaskan di atas bahwa “Takut Akan Tuhan” adalah menjadi salah
satu ciri umum dari pengajaran hikmat di Israel. Kalimat “takut akan Tuhan” itu
sendiri menempati posisi yang sangat pentig bagi Israel dan dalam kitab Amsal
ada 15 kali kata “takut akan Tuhan” disebutkan (1:7, 29; 2:5; 8:13; 9:10;
10:27; 14:2, 26, 27; 15:16, 33; 16:6; 22:4; 28:14; 31:30). Selanjutnya takut
akan Allah hanya satu kali (19:23). Semua itu memperlihatkan, bahwa hikmat yang
dipahami umat Israel berbeda dengan hikmat yang dipahami oleh bangsa-bangsa
non-Israel. Artinya yang lebih penting adalah tradisi-tradisi itu dikaitkan
dengan iman kepada YHWH, sehingga pengkaitan inilah yang menyebabkan
tradisi-tradisi hikmat itu mengalami pengaruh dan penekanan yang jauh lebih
mendalam. Pemahaman seperti ini ditegaskan Robinson: “karena tradisi hikmat
Israel mempunyai arti dan makna yang berbeda dengan tradisi-tradisi hikmat
non-Israel. Maka tradisi hikmat tidak lagi dilihat hanya sebagai refleksi atas
pengalaman manusiawi belaka, melainkan lebih jauh dari itu, yaitu sebagai
penyataan Allah.[13] Di sinilah letak
teologis dari hikmat yang dipahami umat Israel. Setiap saat tradisi hikmat itu
mengalami perubahan. Perubahan di sini dalam arti kontekstualisasi. Mengapa
demikian? Karena pandangan tradisi hikmat sebelum pembuangan berbeda dengan
pandangan tradisi hikmat sesudah pembuangan. Perubahan itu tentu terletak pada
persoalan tentang arti hidup yang digumuli dalam periode-periode tertantu.
Namun semuanya itu tidak pernah terlepas dari penyataan karya penyelamatan yang
dilakukan Allah dalam periode-periode tertentu.
Dari apa yang
telah dipaparkan secara panjang lebar di atas memperlihatkan beberapa hal yang
harus digaris bawahi, yaitu pertama-tama, hikmat di Israel berakar pada takut
akan Tuhan. Selanjutnya hikmat yang benar adalah mengakui dan mengenal YHWH
Yang Maha Kudus (Amsal 9:10). G. Von Rad bertolak dari Amsal 2:5-8,[14] ia
mengatakan bahwa takut akan Allah dan pengenalan akan Allah, merupakan karunia
Allah yang mula-mula. Karunia itu berada di luar dunia dan kehidupan manusia.
Oleh sebab itu setiap orang yang mendengar berita ini sekaligus juga merupakan
penawaran keselamatan yang bersifat pribadi. Maka penawaran itu merupakan saat
yang paling berharga dan bahkan menuntut seseorang untuk tidak melewatkannya.
Dengan demikian seseorang dituntut harus segera mengambil sebuah keputusan atas
tawaran yang berharga itu.
KEPUSTAKAAN
Barth Christoph, Theologia Perjanjian
Lama-Vol. 3 (Jakarta: BPK Gunung Mulia), 1988.
Blommendaal J.,
Pengantar Kepada Perjanjian Lama (Jakarta: BPK Gunung Mulia), 1996.
Browning W.R.F, Kamus Alkitab - A
Dictionary Of The Bible. Trje. Lim Khiem Yang (Jakarta: BPK Gunung Mulia),
2007.
Ensiklopedi
Alkitab Masa Kini, Jilid-II, (Jakarta: Yayasan Komunikasi Bina Kasih/ OMF 2004
Keil C. F. dan
Franz. Delitzsch, Biblical Commentary On The Proverbs Of Salomon Vol. 1, (USA:
Wm. B. Eedmans Publishing Company Grand Rapids), 1872.
Farmer Kathleen
A., International Theological Commentary-Proverbs & Ecclestes-Who Knows
What is Good?, (USA: Wm. B. Eermans Publishing Company, Grang Rapids, Michigan,
1991.
Fox Michael V.,
The Anchor Bible Proverbs 1-9 – A New Translation With Introducation And
Commentary (USA : Doubleday), 2000.
Groenen C.,
Pengantar Ke Dalam Perjanjian Lama (Yogyakarta: Kanisius), 2005.
Kindner Derek,
Proverbs – An Introducation And Commentary, (General Editor: Prof. D. J.
Wiseman), (London: The Tyndale Press) 1964.
Longman Tremper
III, Hikmat & Hidup Sukses-Panduan Untuk Memperoleh Manfaat Dari Kitab
Amsal (Jakarta: Persekutuan Pembaca Alkitab) 2007.
Ludji Barnabas,
diktat kuliah HPL 3 (Cipanas), 2008.
Rad G. Von, Old
Testament Theology - The Theology Of Israel’s Historical Traditions Vol. 1,
(Edinburgh and London: Oliver and Body LTD), 1962.
Robinson H.
Wheeler, Inspiration and Revelation In The Old Testament, (Oxford at The
Clarendon), 1960.
Roedi Isak,
Diktat Kuliah Studi Amsal (Cipanas), 2009.
Scott R.B.Y.,
The Anchor Bible Proverbs-Ecclesiastes- A New Translation With Introduction And
Commentary (USA: Doubleday & Company, Inc.), 1973.
Sinulingga
Risnawaty, Tafsiran Alkitab – Kitab Amsal 1-9 (Jakarta: BPK Gunung Mulia),
2007.
Suharyo I., Mengenal
Alam Hidup Perjanjian Lama, (Yogyakarta: Kanisius-LBI), 2003.
Wahono S.
Wismoady, Di Sini Kutemukan (Jakarta: BPK Gunung Mulia), 2004.
Weiden Wim van
der, Seni Hidup-Sastera Kebijaksanaan Perjanjian Lama (Yogyakarta:
LBI-Kanisius), 1995.
Weiden Wim van
der, Kebijaksanaan Salomo (Yogyakarta: Kanisius-LBI), 1990.
Wuysang Hans,
Diktat Kuliah HPL 1, (Cipanas), 2007.
[1] Ofir tidak
hanya terkenal sebagai tempat penghasil emas murni, tetapi juga terkenal
sebagai penghasil kayu cendana (1 Raja 10:11), perak, gading (1 Raja 10:22) dan
batu-batu permata yang mahal harganya ( 2 Taw. 9:10).
[2] J.
Blommendaal, Pengantar Kepada Perjanjian Lama (Jakarta: BPK Gunung Mulia),
1996, 152
[3] Lht. R.B.Y.
Scott, The Anchor Bible Proverbs-Ecclesiastes- A New Translation With
Introduction And Commentary (USA: Doubleday & Company, Inc. 1973), 69-73;
bnd. Barnabas Ludji, diktat kuliah HPL 3, 2008; Blommendaal 1996 : 152-153; Wim
van der Weiden, Seni Hidup-Sastera Kebijaksanaan Perjanjian Lama (Yogyakarta:
LBI-Kanisius,1995), 50; Derek Kindner, Proverbs – An Introducation And
Commentary, (General Editor: Prof. D. J. Wiseman), (London: The Tyndale Press
1964), 23; S. Wismoady Wahono, Di Sini Kutemukan (Jakarta: BPK Gunung Mulia,
2004), 223.
[4] Bnd. C.
Groenen, Pengantar Ke Dalam Perjanjian Lama (Yogyakarta: Kanisius, 2005)
197-198, serta didukung oleh penemuan-penemuan arkeologi; Blommendaal, 1996 :
152.
[5] Weiden,
Kebijaksanaan Salomo (Yogyakarta: Kanisius-LBI, 1990), 15
[6] Kesembilan
koleksi itu: (1). 1:1-8-9:18 berasal dari masa sesudah pembuangan, (2).
10:1-22:16 adalah disebut sebagai kumpulan Amsal Salomo (3). 22:17:24:22
berasal dari abad ke-12 sM. kumpulan yang mirip dengan disiplin Amenope, (4).
24:23-34 kumpulan mengenai kedua orang bijak, (5). 25-29, berisi kumpulan Amsal
Salomo yang dikumpulkan pegawai Hizkia, raja Yehuda, (6). 30:1-14 : amsal
Agur), (7). 30:15-33, sejumlah amsal-amsal Bilangan, (8). 31:1-9 adalah
Instruksi Lemuel, raja Masa, dan (9). 31:10-31adalah pujian bagi isteri,
Weiden, Seni...,1995, 50-51
[7] Helenis,
artinya berhubungan dengan helenisasi. Helenisasi adalah kebudayaan yang
mewarnai seluruh dunia Yunani-Romawi sejak abad ke-4 sM. sampai abad ke-4 M.
Awalnya dikatkan dengan cita-cita Alaxander Agung (333/334-323 sM.) yang ingin
merebut seluruh dunia dan mempersatukan umat manusia dengan memaksakan
kebudayaan, bahasa, dan agama Yunani dengan suatu keterbukaan terbatas bagi
unsur kebudayaan dan agama masing-masing bangsa. Begitulah diharapkan persatuan
umat manusia dan mengindahkan sumbangan dari masing-masing bangsa. Setelah
Alekander Agung meninggal dunia, maka cita-citanya diambil alih oleh para
jendralnya yang menggantikannya. (lht. Weiden, 1990: 15-17; bnd. I Suharyo,
Mengenal Alam Hidup Perjanjian Lama, (Yogyakarta: Kanisius-LBI, 2003), 64; Ch.
Bath, 1988: 39.
[8] Isak Roedi,
Diktat Kuliah Studi Amsal (Cipanas, 2009).
[9] Barnabas
Ludji, Diktat Kuliah HPL 3, (Cipanas, 2008).
[10] Untuk lebih
jelas lagi, lht Browning, Kamus Alkitab - A Dictionary Of The Bible. Trje. Lim
Khiem Yang (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2007), 20.
[11] Allah
mengangkat raja-raja, pertama-tama untuk “membebaskan” atau “menyelamatkan”
umat-Nya. Dalam hal ini Allah menghendaki umat-Nya hidup sebagai masyarakat
“merdeka”, bebas dari penindasan. Selain itu Allah juga ingin umat-Nya hidup
adil (lht. Christoph Barth, Theologia Perjanjian Lama-Vol. 3 (Jakarta: BPK
Gunung Mulia 1988), 28
[12] Ciri-ciri
hikmat Israel yang saya tuliskan merupakan hasil dari kombinasi dari pendapat
beberapa ahli yang menyinggung akan hal itu, seperti H. W. Robinson, 1960: 246;
Ch. Barth, 1988: 41-42; Hans Wuysang, Diktat Kuliah HPL 1, 2007; Barnabas
Ludji, Diktat Kuliah HPL 3, 2007. Menurut saya justru ciri-ciri umum itu sangat
penting untuk diketahui supaya jelas perbedaannya dengan pengajaran hikmat dari
bangsa-bangsa non-Israel.
[13] H. Wheeler Robinson, Inspiration and
Revelation In The Old Testament, (Oxford at The Clarendon, 1960), 246.
[14] Lht. G. Von Rad, Old Testament Theology -
The Theology Of Israel’s Historical Traditions Vol. 1 (Translated by: D.M.G.
Stalker), (Edinburgh and London: Oliver and Body LTD, 1962), 443.
[15] Dalam
terjemahan LXX, terjemahan Siria dan Targum, diusulkan untuk membaca musari :
“disiplinku”, LAI: “didikanku” pada ayat 10 tanpa akhiran kata ganti orang.
Bentuk dan irama kata “musar” yang tanpa akhiran kata ganti memang lebih sesuai
dengan kata “da’at” (pengetahuan) pada ayat 10b, yang paralel dengan ayat 10a
(lht. Michael V. Fox, The Anchor Bible Proverbs 1-9 – A New Translation With
Introducation And Commentary (USA : Doubleday), 2000, 270; bnd. Risnawaty
Sinulingga, Tafsiran Alkitab – Kitab Amsal 1-9 (Jakarta: BPK Gunung Mulia,
2007) 342-344; bnd. Juga Kinder,...,1964: 77.
[16] F.
Delitzsch dalam bukunya, Biblical Commentary On The Proverbs Of Salomon Vol. 1,
(USA: Wm. B. Eedmans Publishing Company Grand Rapids, 1872), 177 menterjemahkan
ayat 10b ` wedaº`at mëhärûs nibhär: “dan pengetahuan adalah lebih berharga dari
emas yang paling bagus”. Namun meskipun berbeda terjemahan tapi esensi dari
hikmat yang ingin dia katakan adalah sama, yaitu nilai hikmat lebih mahal dari
emas yang paling bagus / lebih tinggi nilainya.
[17] Bnd.
Kathleen A. Farmer, International Theological Commentary-Proverbs &
Ecclestes-Who Knows What is Good?, (USA: Wm. B. Eermans Publishing Company,
Grang Tapids, Michigan, 1991), 52;
[18] Ensiklopedi
Alkitab Masa Kini, Jilid-II, (Jakarta: Yayasan Komunikasi Bina Kasih/ OMF
2004), 443.
EKSPOSISI AMSAL
31:1-9
Sebagaimana
telah disinggung oleh kebanyakan ahli, kitab Amsal dapat digolongkan sebagai
sastra kebijaksanaan dalam Perjanjian Lama. Kitab Amsal berisi banyak ajaran
dan nasehat untuk memperoleh cara hidup yang baik dan bahagia. Ajaran atau
nasehat-nasehat tersebut dibungkus dalam bentuk pribahasa atau petuah. Banyak
di antaranya adalah petunjuk-petunjuk praktis dalam kehidupan sehari-hari.
Misalnya, petunjuk dalam hal pekerjaan, relasi dengan sesama, dan bahkan di
dalam kehidupan berkeluarga. Dalam pembahasan berikut, Amsal pasal 31:1-9
berbicara mengenai nasehat seorang ibu kepada anaknya. Yaitu ibu yang bijaksana
dan peduli kepada anaknya yang telah manjadi pemimpin.
Eksposisi yang
disajikan berikut bersifat praktis dan sederhana. Namun dari hal yang praktis
itu kita dapat mengambil maknanya. Bagian pertama dalam bahasan berikut akan
meninjau latar belakang kitab Amsal, khususnya pasal 31:1-9. Setelah itu
tafsiran singkat Amsal 31:1-9. Dari hasil tafsiran tersebut akan diangkat
relevansinya untuk konteks sekarang.
Latar Belakang
Menurut
Weiden,[1] kitab Amsal tidak ditulis sekali jadi oleh seseorang ataupun oleh
sekelompok orang. Jika diperhatikan dengan teliti dalam kitab Amsal terdapat
kalimat-kalimat berikut, “Amsal-amsal Salomo” (10:1), Juga ini adalah
amsal-amsal dari orang bijak” (24:23), “Perkataan Abur Bin Yake dari Masa”. Hal
ini memperlihatkan bahwa kitab Amsal tidak disusun sekaligus, tetapi sedikit
demi sedikit tumbuh sebagai hasil dari penggabungan. Jika dilihat dari masa
periodenya, bentuk terakhir dari kitab Amsal berasal dari zaman Yudaisme,
kemungkinan sekali setelah periode Ezra.[2]
Kitab Amsal
khususnya pasal 31:1-9 tidak memberikan keterangan yang eksplisit mengenai
siapa itu Lemuel, demikian juga dengan ibu Lemuel yang memberi pengajaran di
dalam perikop ini. Hanya ada sedikit keterangan mengenai Lemuel, yaitu bahwa ia
seorang raja. Tidak jelas apakah raja di Israel atau raja di luar Israel, namun
kemungkinan Lemuel adalah seorang raja di luar Israel. Di sisi lain Amsal
31:4-5 memiliki kemiripan dengan amsal-amsal di amenemope[3] dalam Ajaran Ani
yang berbicara mengenai minuman keras. Hal ini memberi sinyalir bahwa Amsal
31:1-9 kemungkinan besar berasal dari luar Israel (Timur Dekat Kuno) yang
kemudian diambil dan dimasukkan ke dalam sastra kebijaksanaan Israel (kitab
Amsal). Namun yang menjadi pertanyaan, apakah dengan demikian Amsal ini
memiliki makna teologis? Atau bersifat teologis? Perlu diketahu bahwa
penyataan-penyataan Allah tidak hanya terjadi di lingkup intern Israel semata.
Ada yang dinamakan sebagai Tertib Ilahi, di mana penyataan Allah ditanamkan
juga dalam alam semesta pada waktu penciptaan.[4] Tata tertib Ilahi ini menjadi
sumber aturan kehidupan manusia di dalam alam, juga dalam bidang sosial,
politik, ekonomi, dan bahkan dalam kehidupan sehari-hari di keluarga. Jadi
dapat dikatakan bahwa Amsal 31:1-9 memiliki makna dan sifat teologis meskipun
tidak berasal dari lingkup intern umat Israel.
Penjelasan Amsal
31:1-9[5]
Ayat 1-2
Bagian ini
memberikan pengantar dari perkataan Lemuel yang ia dapat dari pengajaran
ibunya. Dilihat dari gaya penulisan, ayat 2 merupakan sebuah contoh menarik
mengenai pararelisme tangga di mana setiap anak kalimat mengulangi sesuatu dari
anak kalimat sebelumnya, namun juga menambah sesuatu yang baru. Terjemahan
harfiah dari ayat 2 kelihatan seperti berikut:
Apa, anakku?
Apa, anak
kandungku?
Apa, anak
nazarku?
Ayat 3
Si ibu
memperingati putranya mengenai dua kejahatan, yaitu seks dan alkohol. Ayat ini
secara khusus memperingatkan kita agar tidak membuang-buang tenaga karena
perempuan atau kehilangan semangat karena perempuan. Jika hal ini dikaitkan
dengan Salomo, maka kehidupan seks yang berlebihan menjadi kelemahan baginya,
bahkan ia menjauh dari Tuhan.
Ayat 4-7
Bagian ini lebih
banyak berbicara mengenai alkohol. Peringatan ini bukan saja penting bagi
Lamuel tetapi juga bagi semua raja, pangeran atau orang yang berkedudukan
tinggi.
Ayat 6 dan 7
mencatat mengenai anggur bagi orang yang sedang “binasa” atau “susah hati”.
Orang yang jatuh ke dalam minuman keras hidupnya seakan-akan tidak memiliki
harapan lagi, dan hal ini tidak pantas bagi raja.
Ayat 8-9
Kedua ayat ini
adalah nasehat positif untuk Lamuel. Sang ibu mendorong agar putranya berpihak
kepada orang-orang miskin dan lemah. Seorang pemimpin tidak hanya harus
terlepas dari kejahatan tetapi juga harus berusaha menolong orang yang
dipimpinnya.
Relevansi Dalam
Konteks Sekarang
Amsal 31:1-9
memberi peringatan yang tegas mengenai bahaya minuman keras dan perempuan. Hal
ini dengan jelas ditujukan kepada mereka (kaum lelaki) yang memiliki kuasa,
jabatan dan harta benda. Minuman yang memabukan dapat memberi kenikmatan,
tetapi di sisi lain membuat kita terlena dan kecanduan bahkan melupakan tugas dan
tanggung jawab kita. Demikian juga halnya dengan perempuan, ia dapat memabukan
kita bahkan membuat kita tidak berdaya. Peringatan ini sangat krusial bagi para
pemimpin yang menjadi panutan banyak orang dan menentukan nasib banyak orang.
Minuman keras dan perempuan dapat membuat para pemimpin atau yang memiliki
kuasa menjadi tidak berdaya. Tidak hanya pemimpin-pemimpin besar seperti dalam
pemerintahan misalnya, tetapi juga pemimpin di keluarga, seorang laki-laki
sebagai kepala keluarga harus berhati-hati dengan perempuan dan minuman keras.
Lebih jauh dari
hal di atas, amsal ini juga ditujukan bagi semua kaum laki-laki, terkhusus kaum
muda. Seorang pemuda yang memiliki dedikasi tinggi, kecerdasan, tubuh yang
sehat, wibawa dsb. jangan sampai karena seorang wanita menjadi seperti orang
bodoh tidak berdaya, tidak mau belajar, murung, bahkan menjadi sakit-sakitan.
Minuman keras sebagai pelarian bagi anak muda perlu diwaspadai, karena jika
tidak ia akan menghancurkan masa depannya. Tentunya Tuhan menginginkan agar
anak-anakNya menjadi bijaksana dalam menyikapi setiap segi kehidupan. Tuhan
juga menginginkan agar kita terlepas dari bahaya akan minuman keras dan
perempuan yang menghancurkan hidup kita.
Refleksi
Amsal 31:1-9
merupakan amsal yang berasal dari luar Israel. Meskipun berasal dari luar
Israel, Amsal ini tetap memiliki makna teologis. Hal tersebut didasarkan pada
Tertib Ilahi yang tertanam di alam semesta untuk mengatur hal yang baik bagi
kehidupan manusia. Secara khsusus amsal ini berbicara mengenai bahaya dari
minuman keras dan perempuan. Hal ini masih sangat relevan bagi kehidupan kita
saat ini. Dan bahaya ini tidak hanya ditujukan kepada para pemimpin atau mereka
yang memiliki kekuasaan, namun juga kepada setiap kaum laki-laki. Mereka diajak
untuk bersikap bijak terhadap wanita yang dicintainya, serta tidak terjebak di
dalam kenikmatan minuman keras yang memabukan.
[1] Dr. Win van
der Weiden, Seni Hidup, (Yogyakarta:1995), 48-49.
[2] Pdt. Dr.
Barnabas Ludji, Diktat kuliah Hermeneutik PL III: Kitab Amsal, 10.
[3] Tremper
Longman III, Hikmat dan Hidup Sukses, (Jakarta: 2007), 91.
[4] Pdt. Ishak
Roedy, M.Th., Catatan kuliah: Studi Amsal, (Cipanas: 10 September 2009).
[5] Robert L.
Alden, Tafsiran Praktis Kitab Amsal, (Malang:2002), 289-290.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar