Senin, 07 Desember 2020

MERAJUT REALITA (Chapter 1)

 

MERAJUT REALITA

 

Chapter 1

KASIH SETIA ALLAH BENANG YANG TIDAK PERNAH PUTUS

 

Sebab Tuhan itu baik, kasih setiaNya untuk selama-lamanya

Dan kesetiaanNya tetap turun-temurun

Mazmur 100:5

 

Pemazmur mengumandangkan pujian bagi Allah atas kabaikanNya yang tiada terbandingkan  di dalam seluruh rangkaian sejarah Israel. Bangsa itu menyakiti hatiNya dari waktu ke waktu, berulangkali hal itu terjadi, namun dibalik seluruh amarah murkaNya atas dosa-dosa mereka, terselubung dan terbit kabaikanNya yang dahsyat yang sudah teruji dari waktu ke waktu. Walau demikian, kebaikan Tuhan seperti itu masih saja mendapat tanggapan miring bagi beberapa orang. Tuhan Allah mengasihi, membela, memaklumi, memberkati tiada hentinya umat pilihanNya itu.

Seseorang yang kurang memahami dinamika sejarah karya Allah bagi Israel ini menuduh Allah tidak adil,  namun sorga akan senantiasa mendengar dan acuh saja akan keberatan-keberatan seperti itu.  Tetapi sesungguhnya,  Allah tidak hanya membela memberkati dan mengampuni, namun juga Ia menghukum.

Dari hasil penelitian sejarah menunjukkan dua peristiwa politik paling memilukan dalam perjalanan sejarah Israel sebelum masa Perjanjian Baru yaitu : Pada tahun 722 sebelum Masehi, kerajaan Israel di utara berakhir dan rakyatnya dibuang ke Asyur, mengakibatkan Israel menjadi lenyap dari peta sejarah Timur Tengah kuno[1]. Dalam nubuatnya, nabi Yesaya mengecam raja Asyur sekalipun ia sudah memahami bahwa Allah yang sedang menjalankan pembelajaran yang sangat pahit itu kepada umatNya dengan membiarkan situasi politik saat itu berlaku saja diluar intervensiNya. Nabi mengatakan :

“Celakahlah Asyur, yang menjadi cambuk murkaKu, dan yang menjadi tongkat amarahKu. Aku akan menyuruhnya terhadap bangsa yang murtad, dan Aku akan memerintahkannya melawan umat sasaran murkaKu, untuk melakukan perampasan dan penjarahan, dan untuk menginjak-injak mereka seperti lumpur di jalan. Tetapi dia sendiri tidak demikian maksudnya dan tidak demikian rancangan hatinya, melainkan niat hatinya adalah memunahkan dan hendak melenyapkan tidak sedikit bangsa-bangsa” (Yes.10:5-7)

         

          Asyur telah menjadi mabuk kekuasaan dan nafsu keserakahan membinasakan bukan semata-mata Israel, melainkan bangsa-bangsa yang lain juga. Dengan sombongnya Asyur menyatakan lewat ekspansi itu bahwa Allah Israel adalah berhala yang tidak berdaya lagi seperti berhala yang lain.  Namun fakta pembalasan akan menjadi nyata kelak, demikian Yesaya menandaskan bahwa sesudah Allah melaksanakan  segala pekerjaan pembelajaran itu, maka Allah sendiri akan menghukum Asyur karena ketinggian hatinya itu (Yes.10:12). Benar ketika Paulus mengatakan bahwa “Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah” (Roma 8:28). Sangat disayangkan, baik Israel dan juga Asyur tidak memahami rancangan Allah pada saat itu.

Satu abad setelah itu, kerajaan Yehuda juga menemui ajalnya, riwayatnya berakhir. Tanah Yehuda diserbu oleh raja Nebukadnezar dari Babel, dan Yerusalem jatuh ke tangannya pada tahun 587 Seb.M. Zedekia raja Yehuda sangat terpaksa menyaksikan pembunuhan putera puterinya, sebelum matanya dibutakan dan dibuang ke Babel (2 Raja 25:6-7).



[1] Lihat R.B.Y. Scott, The Book Of Isaiah, Pasal 1-39 Dalam The Interpreter’s Bible,Jilid V (Nashville : Abingdon, 1956), hal. 56, juga seperti dikutip oleh Choan Seng Song, Allah Yang Turut Menderita, (Jakarta : BPK. Gunung Mulia, 1990), hal 49

Tidak ada komentar:

Posting Komentar