DOKTRIN ALLAH TRITUNGGAL
Oleh
: Pdt. Dr. Etiknius Harefa, MTh, MPd.K
A.
Pendahuluan
Doktrin Allah Tritunggal artinya
pengajaran tentang Allah meliputi kepribadian dan karyaNya menurut Alkitab,
sebagai satu-satunya kesaksian tentang “penyataan” Allah kepada manusia dan
diimani oleh setiap orang Kristen sebagai suatu yang benar dan telah teruji
sepanjang sejarah. Ajaran atau doktrin ini berdasarkan Alkitab dan dijelaskan
berdasarkan Alkitab dengan tujuan yang khusus untuk meyakinkan dan meneguhkan
setiap orang percaya bahwa Allah yang diimani itu adalah Allah yang hidup,
dinamis, berkuasa sepanjang kehidupan, Ia adalah yang awal dan yang akhir, dari
padaNyalah seluruh kehidupan ini berasal dan kepadaNya jualah seluruhnya akan
kembali.
Ada beberapa pertanyaan yang sering
muncul dan menyusahkan setiap orang kristen antara lain : Apakah doktrin
Tritunggal dapat dipercayai? Sementara orang kristen meyakini bahwa Allah
Mahaesa. Alkitab sendiri menyatakan Dengarlah, hai orang Israel Tuhan itu Allah
kita, Tuhan itu esa” (Ul. 6:4) dan masih banyak ayat lain yang dapat digunakan
untuk menentang doktrin Tritunggal ini.
Apakah Allah orang Kristen itu tiga? Tolong yakinkan saya bahwa Allah
Tritunggal yang kalian yakini itu hanya satu adanya. Mengapa Yesus disebut Anak
Allah, dan mengapa Allah Sang Khalik itu disebut Bapa? Bagaimana hubungan
ketiganya dan bagaimana bisa yang satu menjadi tiga, dan kemudian yang tiga
menjadi satu
Di kalangan Gereja Protestan sebenarnya
pengajaran tentang Allah Tritunggal ini seharusnya sudah tuntas di laksanakan
pada sekolah sidi (marguru malua) dan dalam konteks Gereja-Gereja kharismatik
dan Pentakosta juga sudah tuntas diajarkan pada kelas-kelas pemuridan sebelum
melaksanakan baptisan. Tetapi sering kali hal itu tidak begitu mendalam pada satu
sisi dan pada sisi yang lain kurang begitu diperhatikan oleh pesertanya, baru
setelah muncul tantangan di hari yang akan datang, misalnya jika muncul
pertanyaan seperti di atas, maka barulah terasa penting sekali pengajaran
tersebut.
Uraian berikut ini hendak menjelaskan
bahwa doktrin Tritunggal, bukanlah suatu buatan atau karangan Gereja atau para
teolog, tetapi adalah ajaran
Alkitab, bahkan merupakan ajaran Tuhan
Yesus itu sendiri, dengan tujuan supaya setiap orang percaya memasuki suatu
dimensi iman yang semakin dewasa dan bukan sebaliknya, dan supaya setiap orang
percaya semakin teguh berpegang pada imannya dan tidak akan mudah digoyahkan
oleh hikmat dunia ini dan kefasikan orang yang tidak mengenal Kristus. Dan
setiap orang percaya akan menikmati suatu hubungan yang hidup dan berkuasa
dengan Allah Tritunggal yang diimani selama hidup di dunia ini.
B.
Pembahasan
1.
Ajaran
atau doktrin Allah Tritunggal adalah bagi orang percaya dan untuk mendewasakan
iman orang percaya. Artinya seorang Kristen sudah lebih dahulu mengenal Yesus
Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamatnya, barulah ia membutuhkan pengajaran
tentang Tritunggal tersebut. Kalau ada saudara kita dari keyakinan yang di luar
iman pada Yesus Kristus hendak mempertanyakan hakekat Tritunggal seperti
pertanyaan-pertanyaan di atas, maka bagaimana sekalipun Anda menjelaskannya,
tetap tidak berhasil karena faktor penerimaan Yesus dan iman kepadaNya, dan
penerimaan pada Alkitab sebagai Firman Allah, itulah yang menjadi titik tolak
pemahaman akan doktrin Tritunggal ini
2.
Ajaran
atau doktrin Allah Tritunggal dibangun dari nats Alkitab Perjanjian Lama dan
Perjanjian Baru : Kejadian 1:26, Ulangan
6:4, Yakobus 2:19, Matius 28:19, I Yohanes 5:7-8, I Korintus 8 ayat 4 dan 6 dan
2 Korintus 13:13 dst
a.
Dalam
Kejadian 1:26, Ulangan 6:4, serta Yakobus 2:19 dan I Korintus 8:4 kita
menemukan gagasan tentang keesaan Allah dan di dalam keesaan yang demikian
terkandung suatu rahasia yang sangat besar, terkandung suatu kemuliaan yang tidak
dapat diselami oleh pikiran dan akal budi manusia. Keesaan yang demikian begitu
agung mulia dan besar, pikiran manusia yang terbatas tidak mampu menalarnya,
kecuali dengan pertolongan Roh Kudus.
Sering sekali rasul Paulus menggunakan penegasan tentang Allah yang Esa
ini dalam kaitannya dengan penjelasannya tentang adanya “allah” yang lain dan
adanya “tuhan” yang lain di dunia ini (1 Kor.8:5) namun bagi orang percaya
hanya ada satu Allah (1 Kor. 8:6)
b.
Dalam
Matius 28:19, Tuhan Yesus sendiri yang menggunakan perkataan : Bapa, Anak dan
Roh Kudus pada waktu Ia memberikan perintah mengabarkan injil yang biasa
disebut dengan Amanat Agung. Pada ayat
ini nampak tiga pribadi yaitu Bapa, Anak dan Roh, namun ketiga pribadi tersebut
tidak terpisah dan saling berlawanan melainkan menyatu dalam suatu peristiwa
yang disebut “baptisan” dan dalam hal menjadikan semua orang menjadi murid
Kristus. Lebih lanjut dikemukakan suatu rumusan berkat dan salam yang
diungkapkan oleh rasul Paulus dalam 2 Korintus 13:13 dengan menyebut Tuhan
Yesus Kristus, Allah dan Roh Kudus dimana ketiga hal ini bukan pribadi yang
berdiri sendiri dan terpisah satu dengan yang lain, tetapi satu dalam
persekutuan.
c.
Selanjutnya
dalam 1 Yohanes 5:7-8 dikemukakan bahwa ada tiga yang memberi kesaksian dalam
sorga yaitu Bapa, Firman dan Roh Kudus dan ketiganya adalah satu. Perkataan
Firman dalam ayat ini menunjuk pada Yesus Kristus. Petunjuk mengenai keesaan
pribadi ini jelas dikemukakan bahwa ketiganya adalah satu adanya dan dalam 1
Korintus 8:6 dijelaskan oleh Paulus bahwa bagi kita hanya ada satu Allah yaitu
Bapa sebagai sumber dari segala sesuatu yang ada di bumi dan yang menyebabkan
hidup itu bisa kita miliki, selanjutnya hanya ada satu Tuhan yaitu Yesus
Kristus. Yang menarik di sini yaitu
pernyataan yang menegaskan hanya ada satu Allah yaitu “Bapa” dan hanya ada satu
Tuhan yaitu “Yesus Kristus”. Pernyataan-pernyataan ini menunjuk pada keesaan
Allah yang tidak terpisahkan.
3.
Pintu
masuk memahami doktrin Tritunggal Yohanes 1:18, Yohanes 17:3, Yohanes 1:12.
Ketiga ayat ini menyatakan pentingnya mengenal Yesus. Yohanes 1:18 menegaskan bahwa Tuhan Yesuslah
satu-satunya penyataan Allah yang sempurna, dan oleh Dia manusia dapat mengenal
Allah, karena panggilanNya bagi manusia adalah untuk menyatakan Allah itu
kepada mereka dengan sejelas-jelasnya.
Dalam ucapanNya kepada Filipus ditegaskan demikian “Barangsiapa telah
melihat Aku, ia telah melihat Bapa” (Yoh. 14:9) selanjutnya dikatakan lagi “Aku
di dalam Bapa dan Bapa di dalam Aku” (Yoh. 14:10-11) “Aku dan Bapa adalah satu”
(Yoh.10:30) Karena Yesus adalah satu adanya dengan Allah, maka sangat penting
memahami misteri tersebut dari satu langkah yang benar yaitu mengenal Yesus
terlebih dahulu. Jadi apabila ada
saudara-saudara kita dari keyakinan lain rindu mengerti rahasia Tritunggal,
maka sebaiknya kita mengajak mereka untuk masuk melalui pintu yang benar ini
yaitu pengenalan akan Yesus dan beriman kepadaNya, seperti dikemukakan dalam
Yohanes 14:6 bahwa Yesuslah jalan dan kehidupan dan kebenaran. Tanpa pengenalan
akan Yesus, maka penjelasan akan Doktrin Tritunggal akan gagal dan penjelasan
yang bagaimanapun seseorang mengusahakan agar menjadi akurat, hanyalah menjadi
kontribusi akal pikiran semata dan tidak pernah membawa seseorang untuk matang
dalam beriman kepada Allah.
4.
Bangsa
Israel tidak pernah mempersoalkan ajaran Tritunggal dalam Alkitab mereka yaitu
Perjanjian Lama. Walaupun Yesus Kristus belum dinyatakan secara langsung dalam
PL tetapi Nats PB dalam Yohanes 1:1-2 justru menjelaskan bahwa Yesus yang
adalah FIRMAN sudah ada sejak
semula. Dalam PL juga kita mengenal
sebutan tentang Roh Tuhan, sehingga ketiga pribadi tersebut sudah diperkenalkan
dalam Perjanjian Lama. Tetapi iman Israel tidak pernah mempersoalkan apakah ada
Allah Tritunggal atau tidak, dan apakah ajaran itu benar atau salah? Dapat
diterima tau tidak? Karena mereka tidak
pernah mengkaji keAllahan secara empirik dan rasional. Bagi mereka Iman lebih
besar dari akal atau rasio. Akal atau rasio itu hanya sebagian dari Iman.
DOKTRIN ALLAH TRITUNGGAL
PENGAKUAN TERHADAP KETIGA PRIBADI YANG
HIDUP
Pengakuan iman rasuli memformulasikan
iman Gereja yang sudah disepakati dan diyakini sebagai berikut:
Aku percaya kepada Allah Bapa Yang
Mahakuasa, khalik langit dan bumi.
Aku percaya kepada Yesus
Kristus, AnakNya yang tunggal Tuhan kita, yang dikandung dari pada Roh Kudus,
lahir dari anak dara Maria, yang menderita sengsara di bawah pemerintahan
Pontius Pilatus, disalibkan, mati dan dikuburkan, turun ke dalam kerajaan maut.
Pada hari yang ketiga bangkit pula dari antara orang mati, naik ke surga duduk di
sebelah kanan Allah Bapa Yang Mahakuasa, dan akan datang dari sana untuk
menghakimi orang yang hidup dan yang mati.
Aku percaya kepada Roh Kudus,
Gereja yang kudus dan Am, persekuatuan orang kudus, pengampunan dosa, kebangkitan
daging dan hidup yang kekal.
Berdasarkan formula pengakuan iman rasuli,
kita menemukan bahwa Gereja sudah sejak semula mengaku karena memahami bahwa
berdasarkan pernyataan Alkitab, Allah Tritunggal diperkenalkan sebagai berikut
:
1.
Percaya kepada Allah Bapa. Percaya artinya “mengetahui, menyerahkan
diri, mengakui, dan mengikuti”. Keempat
sikap dan pengalaman ini harusnya dimiliki oleh setiap orang Kristen, maka dia
disebut sebagai “orang percaya”. Kata
“Allah” berasal dari bahasa Semitik dan bahasa ini merupakan rumpun dari bahasa
Arab, bahasa Amhar, dan bahasa Ibrani, sehingga penggunaan istilah Allah untuk
Sang Pencipta sudah lama dikenal oleh orang-orang kafir di Mekah sebelum
Muhammad lahir, juga sudah dipakai oleh orang-orang Kristen Arab sebelum zaman
Islam. Kata “Elohim” yang diterjemahkan
dalam bahasa Indonesia menjadi “Allah”.
Tetapi substansinya bukan pada istilah “Allah” dan istilah “allah” atau
“God” atau “dewa” atau “Teos”. Justru
terletak pada percaya atau tidak percaya.
Selanjutnya Alkitab menjelaskan bahwa Allah itu dikenal sebagai “Bapa”. Justru istilah ini yang menarik untuk
direnungkan. Perjanjian Lama memperkenalkan
bahwa Allah adalah Bapa bagi anak yatim dan janda (Maz.68:6) bangsa Israel
memanggil Dia dalam doa mereka sebagai Bapa (Yes. 63:16, Yer. 3:4) demikian
juga dalam pengakuan mereka (Mal. 2:10).
Kata Bapa dalam konotasi bahasa Ibrani artinya “dari padaNyalah segala
sesuatu, Ia adalah sumber segala yang ada”.
Jadi Allah disebut “Bapa” bukan karena ia memperanakkan manusia dalam
suatu hubungan biologis dengan seorang perempuan, melainkan dalam arti yang
pertama itu yaitu “Ia adalah sumber dari segala yang ada”. Tuhan Yesus mengajarkan bahwa Allah adalah
“Bapa” dalam arti yang demikian juga, ketika Ia mengajarkan murid-muridNya
tentang doa, Dia memperkenalkan kepada mereka bahwa Allah itu adalah “Bapa” hal
itu kontras sekali dalam Matius pasal 5 sd pasal 7 lebih khusus pada beberapa
ayat sbb. Matius 5: 16, 45-46 ; 6: 4, 6, 9, 14, 18 ; 7:11 dan Lukas 11:13. Bila ditelaah lebih mendalam maka nampak
bahwa makna dari penggunaan kata Bapa oleh Yesus mengandung arti bahwa Allah
adalah sumber dari segala yang ada, dan Ia mengasihi semua orang tanpa kecuali
dan tidak bermaksud membedakan siapapun
dalam mengasihi, Ia menerbitkan matahari bagi orang-orang yang jahat dan orang
yang baik dan menurunkan hujan bagi orang benar dan orang yang tidak benar
(Mat.5:45) Rasul Paulus mengatakan bahwa Ia adalah Bapa dari semua, Allah yang
di atas semua dan oleh semua dan di dalam semua (Ef. 4:6)
2.
Percaya kepada Yesus Kristus, Anak Allah yang tunggal Tuhan
kita. Pada point di atas sudah
dijelaskan apakah yang dimaksud dengan percaya, dan yang menjadi pertanyaan
besar yang harus dijawab pada berikut ini adalah “Apakah maksudnya Yesus
disebut Anak Allah”? Apakah artinya Yesus sebagai Anak tunggal Allah? Dan
apakah yang dimaksud dengan “Tuhan kita”?
Banyak nats Kitab Injil menyaksikan ucapan Yesus sendiri yang
menyebutkan bahwa Sang Pencipta adalah BapaNya (Mat. 7:21, 10:32, Mark, 14:36,
Luk.2:49, Yoh. 14:2) dan masih banyak yang lain. Beberapa dari nats itu dengan tegas
menyatakan bahwa “Bapa yang mengutus Aku....” (Yoh. 5:37 ; 12:49) hal ini
menegasklan bahw Yesus berasal dari Bapa, kemudian suatu pernyataan lain lagi
oleh Yesus menyebutkan bahwa Ia dan Bapa adalah satu (Yoh. 10:30) Bapa di dalam
Aku dan Aku di dalam Bapa (Yoh. 10:38).
Misteri kesatuan Yesus dengan Allah Bapa, juga bahwa Ia berasal dari
Bapa sukar dimengerti hanya dengan menggunakan potensi logika, karena
sebagaimana dikemukakan dalam Roma 3:23 bahwa manusia telah jatuh dalam dosa
dan telah kehilangan kemuliaan Allah.
Itulah sebabnya Tuhan Yesus mengatakan dalam Yohanes 10:38 “percayalah
supaya kamu boleh mengetahui dan mengerti bahwa Bapa di dalam Aku dan Aku
di dalam Bapa”. Seluruh nats yang telah
dikemukakan di atas menunjukkan bahwa Yesus disebut sebagai Anak Allah,
termasuk ketika murid-muridNya mengaku bahwa Ia adalah Mesias, Anak Allah yang hidup (Mat.16:16) Memang
Yohanes 1:14 dan ayat 18 menyatakan bahwa Yesus adalah Anak Tunggal Bapa.
Pernyataan ini sebenarnya adalah hendak membuka tabir/rahasia inkarnasi yang
hanya dapat dimengerti dengan iman bahwa Allah menjadi manusia dalam Yesus
Kristus untuk menebus orang berdosa.
Jadi jika dalam Alkitab disaksikan bahwa Yesus disebut “Anak Allah” dan
Yesus juga menyebutkan bahwa Allah adalah “BapaNya” hal itu semata-mata
merupakan pengungkapan fakta inkarnatoris supaya kita semakin teguh percaya
bahwa penyelamatan yang dikerjakan oleh Allah bagi kita adalah sesuatu yang
sungguh-sungguh, dan bukan sambil lalu, tetapi dengan segenap hatiNya Allah
berkenan mengasihi kita sejak semula dan sampai kapanpun. Aspek fungsional yang lain dari pengakuan
Yesus sebagai Anak dan Allah sebagai BapaNya adalah memberi dampak besar dalam
hidup kita yaitu supaya keasadaran menjadi anak Allah dalam diri kita semakin
mendalam sesuai dengan Yohanes 1:12 dan membawa kita lebih dekat kepada Allah
sebagai Bapa bagi kita, lewat suatu contoh yang konkrit Dia telah memberikan
selama Dia hidup di dunia. Yesus adalah
Tuhan (Kurios) yang artinya adalah Penguasa dan
Pemilik. Yesus sendiri menggunakan
perkataan ini dalam Yohanes 13:13 : “kamu menyebut Aku Guru dan Tuhan, dan
katamu itu tepat, sebab memang Akulah Guru dan Tuhan”. Pengakuan iman rasuli memformulasikan hal
ini karena pernyataan Tuhan Yesus sendiri dan juga Filipi 2:11 mengungkapkan
bahwa segala lidah mengaku Yesus Kristus adalah Tuhan bagi kemuliaan Allah
Bapa.
3.
Percaya kepada Roh Kudus. Perkataan ini terdapat di seluruh Alkitab
dengan pengungkapan yang berbeda-beda, namun maknanya tetap sama misalnya Roh Allah terdapat 23 kali dipakai
dalam PL dan PB (Kej. 1:2, Kel 31:3, Rom
8:9, dll) demikian juga kata Roh
Kebenaran digunakan sebanyak 4 kali
dalam Yohanes dan suratnya, kata Roh
Kristus dalam Roma 8:9 dan 1 Petrus 1:11 dan Roh Yesus dalam Kisah Rasul 16:7 dan
Filipi 1:19, kemudian ada lagi perkataan Roh
Tuhan dalam PL dan PB dipakai
sebanyak 14 kali (Hak. 13:25, 1 Sam. 16:13, Yes. 61:1, Luk. 4:18, dll) dan
perkataan Roh Kudus itu sendiri dipakai
sebanyak 87 kali mulai dari Yesaya hingga kitab Wahyu. Tuhan Yesus sendiri mengajarkan bahwa Roh
Kebenaran itu (parakletos) datang dari Bapa, keluar dari Bapa (Yoh. 15:26) maka Ia akan
memimpin orang percaya dalam seluruh kebenaran (Yoh. 16:13) dan Roh Kudus itu
diutus dari sorga (1 Pet. 1:12) Dari seluruh kesaksian Alkitab tentang istilah
Roh Allah, Roh Kebenaran, Roh Yesus, Roh Kristus, Roh Tuhan dan Roh Kudus,
nampak sebagai suatu pribadi yang datang dari Allah yang mengambil alih fungsi
pemeliharaan dan penyertaan setiap orang percaya sejak awal dan sekarang ini
hingga akhir. Dalam Yohane 4 :24
ditegaskan oleh Yesus bahwa “Allah itu adalah Roh dan barangsiapa menyembah
Dia, harus menyembahNya dalam roh dan kebenaran”. Roh Kudus bukanlah angin walaupun sering
digunakan kata berhembus, tetapi ia tidak sama dengan angin. Roh Kudus juga bukan hanya sebagai suatu
tenaga atau daya yang dirasakan, tetapi lebih dari pada itu, Ia adalah pribadi
yang sejak awal ada dan menyertai orang percaya. Kehadiran Roh Kudus disadari oleh setiap
orang, dan tidak terlepas dari penghayatan akan Firman Tuhan. Pemahaman akan Roh Kudus tidak dapat
dipisahkan dari ajaran Yesus sendiri.
Firman Allah yang selalu tersedia dalam hati, pikiran dan jiwa kita,
menjadi sarana bagi Roh Kudus untuk berkarya dalam hidup kita. Tanpa Firman Allah, penghayatan akan Roh
Kudus akan tenggelam dalam pengalaman pribadi yang subyektif, termasuk
mimpi-mimpi yang tidak dapat dimengerti.
Percaya kepada Roh Kudus tidak dapat dipisahkan dengan percaya kepada
Bapa, dan Yesus Kristus. Hal ini harus
berdiri di atas penerimaan bahwa Firman Allah itu benar, ya dan amin. Untuk
membangun Gereja/persekutuan maka Roh Kudus memiliki karunia-karunia yang
hendak diberikan kepada setiap orang, supaya setiap orang dapat menjadi alat
bagiNya untuk membangun jemaat sebagaimana kita temukan dalam 1 Korintus pasal
12 dan pasal 14. Tetapi untuk membangun
diri sendiri sebagai orang percaya, Roh Kudus memiliki buah yang akan tumbuh
dalam suatu proses sebagaimana tertulis dalam Galatia 5:22 yaitu : kasih,
sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan,
kelemahlembutan, penguasaan diri.
Kesembilan buah Roh ini menjadi milik kita secara pribadi dan kita dapat
menikmatinya sepanjang hidup kita di dunia.
Inilah makna datri kehadiran Roh Kudus yang kita imani dan diakui
sepanjang hidup.
C.
Kesimpulan
Dari seluruh pembahasan tentang Doktrin Tritungga yang
telah diutarakan maka berikut ini dikemukakan beberapa kesimpulan sebagai
berikut :
1.
Doktrin
ini adalah suatu pengajaran yang ditujukan khusus kepada semua orang percaya
tentang misteri ke Allahan yang telah diungkapkan oleh Alkitab, dengan tujuan
mendewasakan iman percaya setiap orang Kristen dalam hidup mengasihi Allah dan
bertanggung jawab kepadaNya. Doktrin ini
tidak dimaksudkan sebagai materi penjelasan kepada semua saudara kita dari
agama lain.
2.
Doktrin
Tritunggal tidak dapat difahami dari prespektif iman lain yang bukan iman
Kristen. Pintu masuk untuk pengertian
dan penerimaan akan doktrin ini adalah menerima dan percaya akan Yesus sebagai
Tuhan dan Juruselamat. Itulah sebabnya
doktrin Tritunggal bukan materi diskusi yang baik dengan saudara dari agama
lain. Diskusi ini hanya dapat dinikmati bersama dalam kutub kesatuan iman,
kesatuan pengharapan dan kesatuan Roh.
3.
Doktrin
Tritunggal atau Trinitas berdasarkan Alkitab hendak mengungkapkan kebesaran dan
kekayaan Allah sebagai pribadi yang Mahabesar dan penyataanNya melintasi medan
sejarah. Ia disebut Bapa karena dari
padaNyalah segala sesuatu berasal. Ia
disebut Anak karena Ia harus menyelamatkan manusia dari dosa-dosa mereka, dan
menjadi pribadi yang harus memperlihatkan ketaatan dan kesetiasan bagi kita
sebagai orang-orang yang sudah ditebus. Ia
disebut sebagai Roh Kudus karena ia harus menyertai setiap orang percaya sampai
selama-lamanya. Untuk mendekatkan
pengertian akan kekayaan Allah ini maka dibutuhkan analogi-analogi yang
walaupun diakui bahwa analogi hanya jembatan dan tidak mewakili hakekat
pengertian yang sebenarnya. Dengan
analogi maka semua orang dapat ditolong untuk mendekat pada pengertian, tetapi
pada akhirnya setiap orang membutuhkan pertolongan Roh Kudus untuk mengalami
perjumpaan dengan Tuhan secara pribadi.
4.
Hubungan
di antara pribadi Allah Bapa, Anak dan Roh Kudus tidak dapat disamakan sebagai
relasi antar manusia karena ketiga itu bukan oknum, tetapi pribadi yang
menampakkan kekuatan dan kuasa yang ajaib dan luar biasa. Karena Dia tidak sama dengan manusia maka ia
adalah Tuhan. Tritunggal itu Mahahadir (omnipresen) Ia tidak terpisah-pisah
satu dengan yang lain. Kenyataan ini
yang membuat Dia begitu Agung dan Mulia sehingga Ia menjadi Tuhan atas hidup
kita.
5.
Doktrin
Tritunggal bukan buatan para teolog dan tidak diciptakan oleh suatu organisasi,
tetapi datangnya dari “Penyataan” (Wahyu) Allah itu sendiri, dan kebenarannya
dituturkan sepanjang kesaksian Alkitab sebagai Firman Allah yang hidup dan
berkuasa. Kebenaran itulah yang kita
terima secara iman melebihi kemampuan empirik-rasional. Sebagai orang beriman kita telah menundukkan
akal budi kita yang telah diubah sesuai dengan Roma pasal 12:2, dan kkita telah
menjadi manusia baru dalam Kristus (2 Kor. 5:17). Pengetahun akan Allah Tritunggal ini
merupakan pengertian supra kodrati, pengertian supra empiris, dan itulah iman
yang mengatasi segala logika dan hikmat dunia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar