MERAJUT REALITA
Chapter 1
KASIH SETIA ALLAH BENANG
YANG TIDAK PERNAH PUTUS
Sebab Tuhan itu baik,
kasih setiaNya untuk selama-lamanya
Dan kesetiaanNya tetap
turun-temurun
Mazmur 100:5
Pemazmur
mengumandangkan pujian bagi Allah atas kabaikanNya yang tiada terbandingkan di dalam seluruh rangkaian sejarah Israel.
Bangsa itu menyakiti hatiNya dari waktu ke waktu, berulangkali hal itu terjadi,
namun dibalik seluruh amarah murkaNya atas dosa-dosa mereka, terselubung dan
terbit kabaikanNya yang dahsyat yang sudah teruji dari waktu ke waktu. Walau
demikian, kebaikan Tuhan seperti itu masih saja mendapat tanggapan miring bagi
beberapa orang. Tuhan Allah mengasihi, membela, memaklumi, memberkati tiada
hentinya umat pilihanNya itu.
Seseorang
yang kurang memahami dinamika sejarah karya Allah bagi Israel ini menuduh Allah
tidak adil, namun sorga akan senantiasa mendengar
dan acuh saja akan keberatan-keberatan seperti itu. Tetapi sesungguhnya, Allah tidak hanya membela memberkati dan
mengampuni, namun juga Ia menghukum.
Dari
hasil penelitian sejarah menunjukkan dua peristiwa politik paling memilukan
dalam perjalanan sejarah Israel sebelum masa Perjanjian Baru yaitu : Pada tahun
722 sebelum Masehi, kerajaan Israel di utara berakhir dan rakyatnya dibuang ke
Asyur, mengakibatkan Israel menjadi lenyap dari peta sejarah Timur Tengah kuno[1].
Dalam nubuatnya, nabi Yesaya mengecam raja Asyur sekalipun ia sudah memahami
bahwa Allah yang sedang menjalankan pembelajaran yang sangat pahit itu kepada
umatNya dengan membiarkan situasi politik saat itu berlaku saja diluar
intervensiNya. Nabi mengatakan :
“Celakahlah Asyur, yang menjadi cambuk
murkaKu, dan yang menjadi tongkat amarahKu. Aku akan menyuruhnya terhadap
bangsa yang murtad, dan Aku akan memerintahkannya melawan umat sasaran murkaKu,
untuk melakukan perampasan dan penjarahan, dan untuk menginjak-injak mereka
seperti lumpur di jalan. Tetapi dia sendiri tidak demikian maksudnya dan tidak
demikian rancangan hatinya, melainkan niat hatinya adalah memunahkan dan hendak
melenyapkan tidak sedikit bangsa-bangsa” (Yes.10:5-7)
Asyur telah menjadi mabuk kekuasaan dan nafsu keserakahan
membinasakan bukan semata-mata Israel, melainkan bangsa-bangsa yang lain juga.
Dengan sombongnya Asyur menyatakan lewat ekspansi itu bahwa Allah Israel adalah
berhala yang tidak berdaya lagi seperti berhala yang lain. Namun fakta pembalasan akan menjadi nyata
kelak, demikian Yesaya menandaskan bahwa sesudah Allah melaksanakan segala pekerjaan pembelajaran itu, maka Allah
sendiri akan menghukum Asyur karena ketinggian hatinya itu (Yes.10:12). Benar
ketika Paulus mengatakan bahwa “Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk
mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang
terpanggil sesuai dengan rencana Allah” (Roma 8:28). Sangat disayangkan, baik
Israel dan juga Asyur tidak memahami rancangan Allah pada saat itu.
Satu
abad setelah itu, kerajaan Yehuda juga menemui ajalnya, riwayatnya berakhir.
Tanah Yehuda diserbu oleh raja Nebukadnezar dari Babel, dan Yerusalem jatuh ke
tangannya pada tahun 587 Seb.M. Zedekia raja Yehuda sangat terpaksa menyaksikan
pembunuhan putera puterinya, sebelum matanya dibutakan dan dibuang ke Babel (2
Raja 25:6-7).
[1]
Lihat R.B.Y. Scott, The Book Of Isaiah, Pasal 1-39 Dalam The Interpreter’s Bible,Jilid V (Nashville : Abingdon, 1956), hal. 56,
juga seperti dikutip oleh Choan Seng Song, Allah Yang Turut Menderita, (Jakarta
: BPK. Gunung Mulia, 1990), hal 49
Tidak ada komentar:
Posting Komentar