MENUJU AKTUALISASI TEOLOGI PENTATEUCH
YANG KOMPREHENSIP
Oleh : Dr. Etiknius Harefa, MTh,
MPd.K
Abstrak
Sering ditemukan bahwa umat Kristen memahami
bahwa umat Israel dalam panggung politik
Palestina masa kini, sama dengan Israel
dalam Alkitab. Pemahaman ini akan semakin menjauhkan teologi dari Kebenaran
yang Tekstual. Dengan pemahaman yang obyektif yaitu mempertimbangkan Israel yang Historis, Israel yang Politis,
dan Israel yang Agamis. Pertimbangan ini memungkinkan para teolog berhasil
mengejawantahkan teologi Teks yang obyektif. dan orisinil. Kritik Sumber
E-Y-D-P terhadap Pentateukh dapat ditelusuri sepanjang tidak melemahkan
presuposisi dasar akan kewibawaan Alkitab secara universal. Kritik sumber
tersebut dapat memberi informasi secara fungsional tentang posisi dan dinamika
teologi Pentateuch, namun dapat melemahkan ketika kritik sumber diberi muatan
filsafat eksistensial, bahkan cenderung menggugat keabsahan Alkitab. Hanya dengan memahami secara obyektif kerygma
kitab Pentateuch dalam bingkai kehidupan Israel dan otoritas Allah yang mutlak,
maka teologi kita Pentateuch akan member kontribusi penting bagi kewajiban dan panggilan Pewartaan,
Pengajaran, dan Penggembalaan oleh Gereja kini dan di sini., dan Penggembalaan
oleh Gereja kini dan di sini.
Kata kunci : Pentateukh, Teologi,
Aktualisasi yang Komprehensip
A. Pengantar
Teologia sebagai Refleksi konstruktif dan kritis atas Firman Allah
mengharuskan terwujudnya pemikiran-pemikiran obyektif untuk menjawab kebutuhan
Gereja di bidang :
Ø
Paedagogis
dalam formulasi Didaskalia
Ø
Pewartaan dalam formulasi Homilia
Ø
Pastoralia dalam formulasi Metodologis
Dimensi berpikir ilmiah pada dasarnya terdiri dari :
ü
Berpikir Postulat dan Konsepsional
ü
Berpikir Intuitif, batiniah
ü
Berpikir Relasional-Konkrit[1]
Ketiga dimensi ini merupakan cakupan dan karakteristik berpikir teologi
yang sangat mungkin membuka jalan bagi aktualisasi Teologi Pentateuch yang
orisinil.
B. Formasi Teks
- Teologi
Naratif : Teologi Pentateuch dapat ditelusuri secara obyektif pada
kelima kitab Taurat (Kejadian, Keluaran, Imamat, Bilangan, Ulangan)
menyajikan narasi-narasi yang kontinuitas, kontekstual, historikal. Selain dari pada itu, kitab-kitab ini
menyajikan teologinya masing-masing secara deskriptif dan prespektif.
Berdasarkan realita yang demikian, maka pertanyaan-pertanyaan teologi yang
obyektif akan muncul sbb :
a.
Apakah pesan teologi yang kontekstual dari
narasi-narasi tersebut bagi Israel? Misalnya dengan membandingkan 2 tahapan narasi yang terdapat dalam Kitab
Keluaran antara lain:
Ø
Narasi pasal 1 sd pasal 15
Ø
Narasi pasal 16 sd pasal 20
Untuk menemukan kontribusi pertanyaan ini dapat dibaca pada halaman 7-10
pada Diktat Kuliah bagian 2 di bawah sub topik
Perkembangan Teologi Keluaran Secara Literari[2]
b.
Selanjutnya, pesan-pesan teologis tersebut masih harus
dideskripsikan untuk menjawab kebutuhan-kebutuhan yang bersifat Pengajaran,
Pewartaan, dan Pembimbingan. Jadi, apakah kontribusi pengajaran, pewartaan, dan
pembimbingan dari narasi-narasi tersebut bagi Gereja masa kini, dan selanjutnya
bagaimana menemukan strategi metodologis oleh para teolog dalam rangka membawa
pesan yang terkandung pada TEKS kepada KONTEKS kini dan di sini.
Suatu Contoh : Apabila dicermati bahwa narasi Keluaran pasal 1 sd pasal
15 berfokus pada salah satu pesan sentral yaitu : “BAHWA ORANG-ORANG MESIR AKAN
MENGETAHUI BAHWA AKU ADALAH YAHWEH” Pesan ini terungkap secara berantai dalam
pasal 7:5, pasal 8:22, pasal 9:14,16, pasal 10:1-2.
c.
Selanjutnya, berdasarkan contoh penemuan akan pesan
teks pada poin b di atas, maka seorang teolog akan lebih dahulu bertanya secara
kritis apakah pesan tersebut dapat memberi kontribusi pada Pengajaran, Pewartaan, dan Pembimbingan? Dan
selanjutnya bagaimana menemukan strategi menyeberangkan pesan tersebut
dalam konteks pelayanan masa kini.
- Teologi
Konservatif : Harap
dimaklumi bahwa tidak selamanya hal-hal yang konservasi itu cenderung
negatif (penggunaan kata ini dalam praktek sehari-hari cenderung dalam
konotasi yang demikian). Tidak selalu dapat menolong apabila kita memahami
dinamika teologi Israel selamanya konserfatif, dalam konotasi yang demikian. “Yudaisme” misalnya membuka mata kita untuk melihat secara
obyektif realitas agama dan iman Israel. Pemahaman yang baik akan hal ini
menuntun kita memahami beberapa sisi yang turut menentukan lahirnya
Yudaisme antara lain :
a.
Historical
Culture Of Israel (Sejarah peradaban Israel) sejak lahirnya di panggung
sejarah bangsa-bangsa.
b.
Kiprah dan dinamika eksistensi Israel sebagai suatu
bangsa dalam konteks peradaban yang oleh kaum muslim mengatakan “zaman
Jahiliyah”.
c.
Eksistensi Israel dalam merespon, menekuni, menghidupi
tuntutan PERJANJIAN ALLAH pada mereka dari waktu ke waktu
Ketiga kutub realitas ini memungkinkan kita memahami sebuah teologi yang
konserfatif dalam BEJANA KEHIDUPAN ISRAEL sebagai Umat Yahweh. Pikiran ini
sangat mewarnai pertimbangan kita sebagai teolog dalam berteologi dengan matrik
Teologi Pentateuch (Band. Diktat halaman
5 bagian ke 2)
- Teologi
Biblis. Disain berpikir
secara biblika ditentukan oleh konsentrasi dan prespektif pada Kerygma dari kitab itu sendiri.
Disain Kerygma kitab Pentateuch akan ditemukan lewat penelusuran secara
obyektif, substansi berita itu pada lahan kehidupan Israel dalam hubungan
mereka dengan Yahweh. Pertanyaan-pertanyaan teologis yang seharusnya muncul
adalah :
a.
Apakah kerygma
teologis dari narasi kitab Pentateuch dan apa formulasinya sehingga menjadi
suatu kontribusi bagi Gereja?
b.
Apabila teologi Pentateuch dilihat dari sudut kebutuhan
akan formulasi teologis, maka darimanakah formulasi itu harus dimulai? Karena kerygma kitab kejadian pada awalnya
adalah “berita bagi orang Israel di
Mesir” (Band. Diktat, halaman 5 bagian 2) sehingga fokus teologia Israel
adalah “Keluaran” dan bukan “Penciptaan” maka formulasi berita harus dimulai
dari lahirnya Israel.
Teologi Pentateuch dapat dirangkai dan disimpulkan berdasarkan matrik
teologi yang terkandung pada kerygma kitab-kitab
itu sebagai berikut :
Ø
Kejadian menyajikan teologi Perwujudan kuasa Allah yang membentuk –
mengubah – membaharui – memelihara – dan menyempurnakan (Hal.8 bag.1)
Ø
Keluaran menyajikan teologia Pribadi Yahweh dan
kehadiranNya memberi keselamatan dalam kuasa, kekudusan dan kesetiaan.
Ø
Imamat menyajikan teologi Pendamaian dan
Penebusan, Teologi Ibadah yang kontekstual dan vertikal dan horizontal
Ø
Bilangan menyajikan teologi Perjanjian yang
responsif dalam nuansa tanggung jawab vertical dan horizontal. Kunci teologi
ini terletak dalam kekudusan Allah
Ø
Ulangan menyajikan teologi rekonstruksi fakta
perjanjian dan keselamatan secara historis yang dicirikan oleh penyetaan diri
Allah dalam tindakanNya dalam peristiwa teofani.
(Band. Diktat bagian 2 halaman 1-29)
Unsur Penciptaan, Pemilihan, Providensia dan Pembebasan dalam teologi
Pentateuch terpatri secara historis dalam Perjanjian yang menyejarah hingga
pada penggenapannya.
C. Pemikiran Aktualisasi
Pertama. Pertimbangkanlah : Israel yang Historis,
Israel yang Politis, dan Israel yang Agamis. Pertimbangan ini memungkinkan para
teolog berhasil mengejawantahkan teologi Teks yang obyektif. Sering sekali kita menemukan bahwa umat
Kristen masa kini memahami Israel dalam panggung politik palestina masa
kini, sama dengan Israel dalam Alkitab.
Pemahaman ini akan semakin menjauhkan teologi dari Kebenaran yang Tekstual. Dengan
pemahaman yang obyektif, memungkinkan para teolog berhasil mengejawantahkan
teologi Teks yang orisinil.
Kedua. Kedua unsur di
atas melemahkan asumsi-asumsi hermeneutis untuk menemukan makna Kerygma bagi kontribusi Pewartaan,
Pengajaran, dan Pembimbingan. Kritik Sumber E-Y-D-P dapat ditelusuri sepanjang
tidak melemahkan presuposisi dasar akan kewibawaan Alkitab secara universal.
Kritik sumber tersebut dapat memberi informasi secara fungsional tentang posisi
dan dinamika teologi Pentateuch, namun dapat melemahkan ketika kritik sumber diberi
muatan filsafat eksistensial, bahkan cenderung menggugat keabsahan
Alkitab. Hanya dengan memahami secara
obyektif kerygma kitab Pentateuch dalam bingkai kehidupan Israel dan otoritas
Allah yang mutlak, maka teologi kita Pentateuch akan member kontribusi penting bagi kewajiban dan panggilan Pewartaan,
Pengajaran, dan Penggembalaan oleh Gereja kini dan di sini., dan Penggembalaan
oleh Gereja kini dan di sini.
God Bless
Tidak ada komentar:
Posting Komentar